Jakarta (ANTARA) - Tim Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati belum memastikan mayat berpakaian selam adalah warga negara asing (WNA) yang tenggelam di perairan Sangiang, Banten, Minggu (3/11).

"Belum tentu juga WNA, sebab data antemortem dan posmotem belum matching," kata Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kombes Pol Edy Purnomo di Jakarta, Jumat sore.

Jasad tersebut ditemukan oleh nelayan di perairan Lampung yang berjarak 93 mil dari tempat kejadian perkara hilangnya tiga WNA saat menyelam.

Sejak jasad pria berkostum pakaian selam hitam itu dikirim menuju RS Polri, Senin (5/11), Tim Forensik masih tunggu hasil laporan DNA korban.

"Data antemortem baru satu dari keluarga, masih ada dua keluarga lagi yang belum memberikan data antemortemnya," katanya.

Baca juga: RS Polri terima jasad yang diduga WNA tenggelam di perairan Banten
Baca juga: Keluarga WNA tenggelam di Sangiang berdatangan ke RS Polri
Pihaknya juga merasa kesulitan mengidentifikasi jasad korban sebab sebagian sidik jari telah hancur.

"Ada beberapa dapat sidik jarinya masih menunggu hasil," katanya.

Petugas forensik juga mengidentifikasi gigi korban yang masih ada, namun hingga saat ini belum cocok dengan data pembanding.

"Pembanding gigi belum cocok. Terakhir itu data pengobatan gigi bukan peta gigi secara lengkap," katanya.

Sebelumnya, tiga WNA dikabarkan hilang saat menyelam di Pulau Sangiang, Banten, Jawa Barat, Minggu (3/11) lalu. Tiga korban tersebut bernama Tan Xuz Tao, Wan Bzng Yang dan Tian Yu.

Jasad yang diduga merupakan salah satu WNA tersebut ditemukan di Perairan Lampung Barat atau tepatnya bergeser sejauh 93 mil dari lokasi awal penyelaman di sekitar Pulau Sangiang.
Baca juga: Tim SAR terus upayakan pencarian WNA tenggelam hari ke-10