Sri Mulyani tunggu terobosan Nadiem cetak SDM berkualitas
14 November 2019 19:17 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Sosialisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa 2020, di Kantor DJP, Jakarta, Kamis (14/11/2019). ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan dirinya sedang menunggu berbagai terobosan yang akan dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang lebih berkualitas.
Sri Mulyani mengatakan terobosan tersebut dapat dilakukan melalui cara Nadiem dalam mengelola anggaran pendidikan yang lebih efektif sehingga setiap daerah memiliki kualitas pelayanan yang relatif sama dan setara.
“Mungkin kita akan melihat bagaimana inisiatif beliau dalam mengefektifkan belanja-belanja pendidikan yang sebagian besar dalam bentuk DAK non fisik untuk bantuan operasi sekolah,” katanya dalam acara Sosialisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa 2020, di Kantor DJP, Jakarta, Kamis.
Ia berharap Nadiem bisa segera berkomunikasi dan melakukan sosialisasi kepada pemerintah daerah agar dana alokasi khusus (DAK) non fisik tersebut dapat dikelola dengan baik sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan lebih maksimal.
“Kita berharap nanti Mendikbud bisa komunikasi dengan daerah terkait penggunaan anggaran pendidikan melalui DAK non fisik,” ujarnya.
Ia menjelaskan melalui pengelolaan yang baik terhadap DAK non fisik pada sektor pendidikan maka akan tercipta SDM yang berdaya saing tinggi sehingga Indonesia menjadi negara yang lebih maju melalui kinerja dan prestasi penduduknya.
“Presiden saja enggak sabar karena merasa negara lain maju lebih cepat. Jangan lupa Indonesia maju hanya bisa terjadi kalau manusianya memiliki pendidikan, pengetahuan, skill, dan karakter etos kerja yang baik,” tegasnya.
Ia melanjutkan, DAK non fisik untuk 2020 sebesar Rp130,3 triliun atau naik Rp4,60 triliun dari 2019 dan DAK fisik untuk 2020 yaitu Rp72,2 triliun atau naik sekitar 10 persen dari 2019.
DAK non fisik tersebut merupakan tambahan dana dari APBN bagi daerah untuk membiayai kegiatan di luar pembangunan fisik seperti infrastruktur. Sedangkan target dari dana ini adalah pada hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, pariwisata, termasuk pendidikan.
Baca juga: Menkeu: Kualitas SDM penentu keluar jebakan pendapatan menengah
Baca juga: Menkeu: Kualitas SDM turunkan peringkat daya saing global Indonesia
Baca juga: Menkeu ingatkan pengembangan SDM untuk hadapi revolusi 4.0
Sri Mulyani mengatakan terobosan tersebut dapat dilakukan melalui cara Nadiem dalam mengelola anggaran pendidikan yang lebih efektif sehingga setiap daerah memiliki kualitas pelayanan yang relatif sama dan setara.
“Mungkin kita akan melihat bagaimana inisiatif beliau dalam mengefektifkan belanja-belanja pendidikan yang sebagian besar dalam bentuk DAK non fisik untuk bantuan operasi sekolah,” katanya dalam acara Sosialisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa 2020, di Kantor DJP, Jakarta, Kamis.
Ia berharap Nadiem bisa segera berkomunikasi dan melakukan sosialisasi kepada pemerintah daerah agar dana alokasi khusus (DAK) non fisik tersebut dapat dikelola dengan baik sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan lebih maksimal.
“Kita berharap nanti Mendikbud bisa komunikasi dengan daerah terkait penggunaan anggaran pendidikan melalui DAK non fisik,” ujarnya.
Ia menjelaskan melalui pengelolaan yang baik terhadap DAK non fisik pada sektor pendidikan maka akan tercipta SDM yang berdaya saing tinggi sehingga Indonesia menjadi negara yang lebih maju melalui kinerja dan prestasi penduduknya.
“Presiden saja enggak sabar karena merasa negara lain maju lebih cepat. Jangan lupa Indonesia maju hanya bisa terjadi kalau manusianya memiliki pendidikan, pengetahuan, skill, dan karakter etos kerja yang baik,” tegasnya.
Ia melanjutkan, DAK non fisik untuk 2020 sebesar Rp130,3 triliun atau naik Rp4,60 triliun dari 2019 dan DAK fisik untuk 2020 yaitu Rp72,2 triliun atau naik sekitar 10 persen dari 2019.
DAK non fisik tersebut merupakan tambahan dana dari APBN bagi daerah untuk membiayai kegiatan di luar pembangunan fisik seperti infrastruktur. Sedangkan target dari dana ini adalah pada hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, pariwisata, termasuk pendidikan.
Baca juga: Menkeu: Kualitas SDM penentu keluar jebakan pendapatan menengah
Baca juga: Menkeu: Kualitas SDM turunkan peringkat daya saing global Indonesia
Baca juga: Menkeu ingatkan pengembangan SDM untuk hadapi revolusi 4.0
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: