Siak (ANTARA) - Sebanyak lima tim dayung dari luar negeri yakni Malaysia dan Brunei Darussalam sudah datang untuk mengikuti event olahraga pariwisata perlombaan perahu "Siak International Serindit Boat Race" di Kabupaten Siak, 15-17 November 2019.
"Dua tim sudah datang, tiga tim lagi masih dalam perjalanan," kata Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Siak International Serindit Boat Race, Basriansyah, Kamis.
Sebanyak 45 tim akan bertarung pada tahun ketiga event layaknya "Dragon Boat" tersebut. Dan pada tahun 2019 ini sudah masuk kalender Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI).
Perlombaan perahu tersebut diberi nama tersebut karena di Siak khasnya Serindit maka diberi nama tersebut. Perahunya dengan panjang 9 meter dan pendayung 12 orang.
Selain lima tim asal Malaysia dan Brunei Darussalam, dari provinsi di luar Riau ada 17 tim di antaranya dari Jambi, Sumatera Barat, Banten dan Jawa Barat. Kemudian dari dalam Provinsi Riau ada dari Pekanbaru, Bengkalis, Indragiri Hulu, Inhil, serta atlet dayung dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar Riau. Sedangkan dari Kabupaten Siak ada tim dari Kecamatan Siak, Kotogasib, Pusako, Mempura, dan lainnya.
Lomba ini akan start di depan Pelabuhan Siak dan finis di Tepian Sungai Jantan, memperebutkan hadiah total Rp178 juta dengan juara pertama akan mendapatkan Rp60 juta dipotong pajak.
Perlombaan perahu di Sungai Siak ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi pasalnya arus sungai yang deras dan tidak seimbang selain ada pasang dan surut.
"Itu yang saya dengan dari PB PODSI, kalau ketika final sungai surut belum tahu menang meskipun tim dayungnya kuat. Nomor star juga menentukan, waktu surut belum tahu menang saat pasang. Jadi perlu ada kekuatan dan strategi, itu nilai tambah di Siak," ungkapnya.
Baca juga: Riau juara umum lomba perahu naga internasional
Malaysia dan Brunei tiba untuk Siak International Serindit Boat Race
14 November 2019 17:27 WIB
Tim Malaysia saat tiba di Badara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Kamis (14/11). (ANTARA/HO-facebook)
Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: