Bursa Wall Street ditutup bervariasi, investor ragu kesepakatan dagang
14 November 2019 06:37 WIB
Tanda Wall Street di New York City dengan bendera Amerika dan Bursa Efek New York di latar belakang.TARA (ANTARA/Shutterstock/pri.
New York (ANTARA) - Indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 di Wall Street membukukan rekor penutupan tertinggi pada Rabu (Kamis pagi WIB), dibantu oleh lompatan besar di saham Walt Disney, tetapi Nasdaq jatuh karena saham tetap diimbangi oleh ketidakpastian baru atas hubungan perdagangan AS-China.
The Wall Street Journal melaporkan selama sesi bahwa negosiasi perdagangan AS-China telah terganjal pembelian produk pertanian, perkembangan terakhir dalam perselisihan antara kedua negara yang telah mengguncang pasar selama lebih dari setahun.
Ketiga indeks pada Wall Street semuanya melayang lebih tinggi pada hari sebelumnya setelah Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengatakan bank sentral AS melihat "ekspansi berkelanjutan" ke depan untuk ekonomi negara itu.
Saham baru-baru ini naik ke level rekor, dipicu oleh penurunan suku bunga Fed, pendapatan kuartal ketiga melebihi ekspektasi dan tanda-tanda ekonomi sudah mencapai posisi terbawahnya. Tetapi pertanyaan tentang perjanjian awal untuk membantu menyelesaikan sengketa perdagangan AS-China tetap menjadi kunci utama.
"Ini masih tentang China dan investor yang mencoba memutuskan apakah akan ada kesepakatan atau tidak," kata Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments di New Vernon, New Jersey.
"Itu benar-benar membuat investor tidak pasti," kata Meckler. "Mereka tidak ingin menjual ke kemungkinan kesepakatan yang diumumkan, tetapi mereka juga tidak ingin dikalahkan, sekali lagi, beberapa kekecewaan atas hal itu."
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 92,1 poin atau 0,33 persen, menjadi berakhir di 27.783,59 poin. Indeks S&P 500 bertambah 2,2 poin atau 0,07 persen, menjadi ditutup pada 3.094,04 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 3,99 poin atau 0,05 persen, menjadi berakhir di 8.482,10 poin.
Di antara sektor S&P 500, kelompok-kelompok yang secara tradisional defensif seperti utilitas, real estat, dan kebutuhan pokok konsumen berakhir dengan positif, sementara sektor siklis, seperti keuangan, energi dan material, yang dikenal untuk melacak kesehatan ekonomi, tertinggal.
"Kepemimpinan hari ini defensif," kata Mona Mahajan, ahli strategi investasi AS di Allianz Global Investors.
Investor juga memperhatikan perkembangan geopolitik, termasuk audiensi pemakzulan presiden di Amerika Serikat dan protes di Hong Kong.
Saham Walt Disney Co melonjak 7,3 persen setelah perusahaan media mengatakan layanan streaming baru, Disney+, telah mencapai 10 juta sejak diluncurkan pada hari sebelumnya. Saham Disney memberikan dorongan terbesar bagi Dow dan S&P 500.
Saham saingannya streaming Netflix Inc merosot 3,0 persen.
Sekitar tiga perempat dari perusahaan S&P 500 telah melampaui estimasi laba dalam laporan kuartal ketiga mereka, tetapi perusahaan masih diperkirakan membukukan penurunan laba keseluruhan 0,5 persen, menurut data Refinitiv.
Sekitar 6,8 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, secara kasar sejalan dengan rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.
Baca juga: Harga minyak naik 0,5 persen, ditopang penyataan The Fed dan OPEC
Baca juga: IHSG ditutup jatuh 38,49 poin, dipicu sentimen negatif global
The Wall Street Journal melaporkan selama sesi bahwa negosiasi perdagangan AS-China telah terganjal pembelian produk pertanian, perkembangan terakhir dalam perselisihan antara kedua negara yang telah mengguncang pasar selama lebih dari setahun.
Ketiga indeks pada Wall Street semuanya melayang lebih tinggi pada hari sebelumnya setelah Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengatakan bank sentral AS melihat "ekspansi berkelanjutan" ke depan untuk ekonomi negara itu.
Saham baru-baru ini naik ke level rekor, dipicu oleh penurunan suku bunga Fed, pendapatan kuartal ketiga melebihi ekspektasi dan tanda-tanda ekonomi sudah mencapai posisi terbawahnya. Tetapi pertanyaan tentang perjanjian awal untuk membantu menyelesaikan sengketa perdagangan AS-China tetap menjadi kunci utama.
"Ini masih tentang China dan investor yang mencoba memutuskan apakah akan ada kesepakatan atau tidak," kata Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments di New Vernon, New Jersey.
"Itu benar-benar membuat investor tidak pasti," kata Meckler. "Mereka tidak ingin menjual ke kemungkinan kesepakatan yang diumumkan, tetapi mereka juga tidak ingin dikalahkan, sekali lagi, beberapa kekecewaan atas hal itu."
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 92,1 poin atau 0,33 persen, menjadi berakhir di 27.783,59 poin. Indeks S&P 500 bertambah 2,2 poin atau 0,07 persen, menjadi ditutup pada 3.094,04 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 3,99 poin atau 0,05 persen, menjadi berakhir di 8.482,10 poin.
Di antara sektor S&P 500, kelompok-kelompok yang secara tradisional defensif seperti utilitas, real estat, dan kebutuhan pokok konsumen berakhir dengan positif, sementara sektor siklis, seperti keuangan, energi dan material, yang dikenal untuk melacak kesehatan ekonomi, tertinggal.
"Kepemimpinan hari ini defensif," kata Mona Mahajan, ahli strategi investasi AS di Allianz Global Investors.
Investor juga memperhatikan perkembangan geopolitik, termasuk audiensi pemakzulan presiden di Amerika Serikat dan protes di Hong Kong.
Saham Walt Disney Co melonjak 7,3 persen setelah perusahaan media mengatakan layanan streaming baru, Disney+, telah mencapai 10 juta sejak diluncurkan pada hari sebelumnya. Saham Disney memberikan dorongan terbesar bagi Dow dan S&P 500.
Saham saingannya streaming Netflix Inc merosot 3,0 persen.
Sekitar tiga perempat dari perusahaan S&P 500 telah melampaui estimasi laba dalam laporan kuartal ketiga mereka, tetapi perusahaan masih diperkirakan membukukan penurunan laba keseluruhan 0,5 persen, menurut data Refinitiv.
Sekitar 6,8 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, secara kasar sejalan dengan rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.
Baca juga: Harga minyak naik 0,5 persen, ditopang penyataan The Fed dan OPEC
Baca juga: IHSG ditutup jatuh 38,49 poin, dipicu sentimen negatif global
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: