Jakarta (ANTARA) - Komisioner Badan Wakaf Indonesia (BWI) Imam Nur Azis mengatakan bahwa pihaknya menyasar literasi tentang wakaf bagi anak muda.

"Indonesia menjadi salah satu contoh pengembangan berbagai inovasi wakaf bagi generasi milenial," katanya sebagaimana disampaikannya dalam The 7th Global Waqf Conference di Kuala Lumpur, Rabu.

Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, ia mengatakan BWI yang menyasar literasi bagi anak muda diapresiasi hadirin konferensi wakaf. Perhelatan di Malaysia itu digelar pada 10-13 November 2019.

Imam mengatakan BWI menerapkan Strategi Wakafprenuer 5C untuk generasi milenial di Indonesia yang kini hidup di era digital ekonomi.

Rincian 5C itu, kata dia, di antaranya campaign (kampanye), create (menciptakan), convert (mengubah), competent (pembangunan kompetensi) dan comply (patuh regulasi).

"Campaign" yaitu meningkatkan literasi wakaf generasi muda melalui media daring dan luring. Kemudian "create" atau menciptakan wakafprenuer dengan melatih anak muda sehinga memiliki prototipe dan produk yang tervalidasi serta inovatif.

Selanjutnya "convert" yakni mengubah berbagai potensi ekonomi yang belum wakaf menjadi wakaf dan memproduktifkan aset. Terdapat juga "competent" yaitu membangun nazhir atau pengelola wakaf produktif yang profesional dan amanah.

Terakhir adalah "comply" artinya seluruh rangkaian memajukan wakafprenuer harus dilakukan sesuai peraturan dan perundangan yang ada, demikian Imam Nur Azis.

Baca juga: BWI: pengetahuan wakaf masyarakat masih rendah

Baca juga: BWI: dorong generasi muda wakaf saham

Baca juga: BWI sasar dunia pendidikan promosikan wakaf