Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di daerah aliran sungai (DAS) Brantas, Jawa Timur, untuk mengisi air waduk Ir. Sutami yang mulai mengering akibat kemarau panjang.

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Tri Handoko Seto mengatakan bahwa, pihaknya akan melakukan modifikasi cuaca selama 20 hari ke depan, yang diharapkan mampu meningkatkan air masuk pada DAS Brantas hulu.

"Kami akan fokus untuk menyemai awan yang ada, yang tumbuh, dan mengarah pada DAS Brantas hulu, agar meningkatkan pasokan air," kata Seto, di Bandara Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu.

Baca juga: BPBD Banjarnegara: masih ada desa alami kekeringan

Seto menjelaskan, langkah untuk melakukan modifikasi cuaca tersebut perlu dilakukan, mengingat kondisi waduk Ir. Sutami sudah mulai mengering, dan level air sudah mengalami penurunan akibat musim kemarau panjang.

Waduk Ir Sutami dipergunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), selain juga untuk sektor pertanian dan industri. Kemarau panjang kali ini, menyebabkan beberapa wilayah di Malang mengalami kekeringan ekstrim, dengan hari tanpa hujan lebih dari 60 hari.

"Kondisi waduk sudah cukup kering mengingat musim kemarau 2019 cukup panjang," kata Seto.

Kondisi di Waduk Ir. Sutami yang mulai mengering akibat kemarau panjang selama 2019. waduk Ir. Sutami terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (13/11/2019). (ANTARA/Vicki Febrianto)

Dalam operasi TMC kali ini, BPPT mengerahkan pesawat CASA 212-200 dengan nomor regsitrasi A-2101 milik BPPT yang dalam pengoperasiannya didukung Skuadron 4 TNI AU Abdulrachman Saleh Malang.

Bahan semai yang akan dipergunakan kurang lebih sebanyak 20 ribu kilogram NaCL. Tercatat, untuk wilayah Malang, operasi kali ini merupakan yang kelima, setelah sebelumnya operasi serupa dilakukan pada 1998, 2007, 2012, dan 2013.

Sementara itu, Koordinator Lapangan BBTMC BPPT Posko TMC DAS Brantas Faisal Sunarto mengatakan bahwa untuk membantu pengamatan cuaca dan kondisi awan di wilayah target, pihaknya menempatkan personel pada dua lokasi Pos Pengamatan Meteorologi (Posmet).

"Hasil pengamatan cuaca dan potensi awan hujan akan dilaporkan setiap saat oleh petugas di Posmet kepada Tim Pelaksana di Pos Komando (Posko), untuk dianalisis dan dijadikan sebagai masukan guna menentukan strategi pelaksanaan penyemaian awan setiap harinya," kata Faisal.

Baca juga: Lapan dan BPPT lakukan riset roket untuk modifikasi cuaca

Pos Pengamatan Meteorologi yang menjadi tempat pengamatan cuaca dan kondisi awan tersebut berada di wilayah Kota Batu dan Turen, Kabupaten Malang. Pihaknya akan melakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan penyemaian awan di wilayah DAS Brantas tersebut.

"Diharapkan dengan potensi curah hujan yang semakin meningkat pada bulan November 2019 maka dalam 20 hari kegiatan dapat membantu meningkatkan inflow sehingga mempercepat kapasitas Waduk Ir Sutami kembali normal," kata Faisal.

DAS Brantas Hulu merupakan salah satu DAS di Jawa Timur dengan luas mencapai 3.761 km2. Wilayah aliran sungai Brantas Hulu dikelilingi oleh pegunungan, di Barat Gunung Arjuno dan Gunung Kawi, di sisi Timur dibatasi oleh Gunung Semeru dan Gunung Bromo.

Baca juga: BNPB: Operasi TMC lanjut ke kekeringan setelah penanganan karhutla