Jakarta (ANTARA) - Lingkaran Survei Indonesia (LSI)-Denny JA merilis hasil survei menurunnya tingkat kepercayaan publik terhadap lembaga negara dan sosial sebagai efek kontestasi Pilpres 2019 dan Pilkada DKI 2017.

"Kami telah lakukan empat kali survei, yakni pra dan pasca-Pilkada DKI 2017, serta pra dan pasca-Pilpres 2019," kata peneliti senior LSI-Denny JA, Adjie Alfaraby, saat menyampaikan hasil survei tersebut di Jakarta, Rabu.

Pilkada DKI Jakarta 2017 penting untuk dimasukkan dalam riset, kata dia, karena sebagai salah satu pilkada yang menyedot perhatian publik, dan cukup membelah pemilih dalam dua kutub yang terbawa sampai Pilpres 2019.

Dari hasil survei itu, kata dia, tingkat kepercayaan terhadap lembaga-lembaga negara turun, seperti DPD dari 68,7 persen pada bulan Juli 2018 menjadi 64,2 persen pada bulan September 2019 atau pascapilpres.

Baca juga: LSI Denny JA berharap Jokowi memperkuat politik reformasi

Trust publik terhadap DPR dari 65 persen pada survei Juli 2018, lanjut dia, menurun menjadi 63,5 persen pada bulan September 2019. Demikian pula, KPK dari 89 persen menjadi 85,7 persen.

"Pada bulan Juli 2018, mereka yang percaya MK bekerja untuk kepentingan rakyat sebesar 76,4 persen. Namun, pascapilpres menurun menjadi 70,2 persen," katanya.

Begitu pula dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri dari 87,7 persen menjadi 72,1 persen, TNI dari 90,4 persen menjadi 89 persen, hingga KPU dari 82,3 persen menjadi 78,1 persen.

Hasil survei yang sama juga terjadi pada pra dan pasca-Pilkada DKI 2017, kata dia, seperti DPR dari 58,4 persen pada survei Juli 2016 menjadi 58,2 persen pada bulan Agustus 2017.

Untuk DPD dari 62,7 persen menjadi 60,8 persen, MK dari 82,5 persen menjadi 78,8 persen, Polri dari 85,8 persen jadi 78,5 persen, dan TNI dari 93,4 persen menjadi 91,6 persen.

Baca juga: LSI Denny JA sebut 15 capres potensial di Pilpres 2024

Meski demikian, Adjie menyebutkan hasil survei tersebut baru sebatas potret atas efek terhadap suatu peristiwa, yakni kontestasi pilpres dan pilkada, atau belum bisa dikatakan sebagai tren.

Adjie menambahkan pengumpulan data survei nasional itu dilakukan pada bulan Juli 2016, Agustus 2017, Juli 2018, dan September 2019 dengan metode multistage random sampling.

Jumlah responden awal sebanyak 1.200 responden di 34 provinsi dengan margin error sekitar 2,9 persen.