Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo saat menyampaikan sambutan di Rakornas Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) 2019 menyatakan bangsa Indonesia hendaknya bersyukur atas pertumbuhan ekonomi yang terjaga di atas 5 persen.

"Kita patut syukuri pertumbuhan ekonomi negara kita masih di atas 5 persen. Ini patut kita syukuri," kata Jokowi di Sentul International Convention Center, Sentul Jawa Barat pada Rabu.

Menurut Presiden, mengelola negara sebesar Indonesia tidaklah mudah dengan kekayaan keberagaman suku, budaya, agama dan luasnya geografis Tanah Air.

Presiden menjelaskan para pimpinan daerah harus memperkuat jalinan komunikasi dan berhati-hati mengatasi persoalan-persoalan kecil sekalipun.

Tak terkecuali, tantangan eksternal juga dihadapi oleh Indonesia yakni resesi ekonomi global maupun pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu menceritakan saat pertemuannya dengan Presiden Bank Dunia David Malpass, maupun Managing Director IMF, Kristalina Georgieva, keduanya menjelaskan kemungkinan kondisi ekonomi dunia pada 2020 akan lebih sulit.

"Saya bertemu juga dengan 'Managing Director' IMF, Kristalina Georgieva, beliau menyampaikan hal yang sama persis untuk kita semuanya hati-hati karena dunia baru menuju ke sebuah resesi. Kita melihat negara-negara lain yang dulu tumbuh 7 persen tahu-tahu menjadi minus, artinya sudah resesi, yang dulu 90 persen turun menjadi 6 persen, yang dulu 4 persen sekarang turun menjadi 0,5 persen," jelas Presiden.

Presiden menambahkan lelang belanja untuk pembangunan di daerah perlu dilakukan sesegera mungkin sehingga peredaran uang di daerah semakin banyak dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam negeri sejak awal tahun.

Selain itu, Presiden juga menyampaikan perlunya para pimpinan di daerah menjaga komunikasi yang erat dan mengelola persoalan dengan baik.

Hubungan yang erat itu juga harus berlangsung di tingkat kabupaten/kota.

"Hubungan harmonis seperti itu akan sangat mempengaruhi tensi yang ada di daerah. Kalau ada salah satu yang tadi saya sebut tidak rukun satu saja, akan menjadi masalah besar dalam menangani setiap problem-problem yang ada di daerah," kata Presiden.

Menurut Presiden, banyak terjadi perubahan pola perilaku interaksi sosial dan komunikasi, sehingga jajaran aparat hukum pun harus berhati-hati dalam menangani setiap peristiwa sekecil apapun.

Jokowi menilai sejumlah insiden kecil dapat menyebabkan terjadinya gejolak politik dan keamanan melalui demonstrasi, seperti yang terjadi di sejumlah negara antara lain Hong Kong, Chili, dan Bolivia.

Baca juga: Presiden dalam arahkan pimpinan daerah hati-hati hadapi insiden

Baca juga: Airlangga : Kartu Pra Kerja buka kesempatan masyarakat bekerja

Baca juga: Presiden jelaskan evaluasi untuk Pemilu yang lebih baik