Mabes TNI gelar Gebyar Karya Pertiwi 2019
13 November 2019 10:20 WIB
Salah satu stand dari Filipina menjajakan pakaian dan kulinernya dalam Gebyar Karya Pertiwi (GKP) 2019 dan "Military Attache Spouses Culture" di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu (13/11/2019). (Antara Foto/Syaiful Hakim)
Jakarta (ANTARA) - Mabes TNI dan Dharma Pertiwi menggelar Gebyar Karya Pertiwi (GKP) 2019 dan "Military Attache Spouses Culture" di Balai Sudirman, Jakarta, dalam rangka memperingati HUT Ke-74 TNI.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto didampingi Ketua Umum Dharma Pertiwi Nanny Hadi Tjahjanto membuka secara resmi Gentar Karya Pertiwi dan Military Attache Spouses Culture 2019 yang digelar selama tiga hari, sejak Rabu (13/11) hingga Jumat (15/11).
Panglima TNI mengatakan, Gebyar Karya Pertiwi dan Military Attache Spouses Culture tahun 2019 ini merupakan penyelenggaraan yang kedua kalinya.
"Saya menyampaikan apresiasi yang tinggi, khususnya kepada Ketua Umum Dharma Pertiwi beserta jajarannya, yang telah menginisiasi kegiatan ini sebagi bagian dari rangkaian HUT Ke-74 TNI tahun 2019," kata Marsekal Hadi.
Gebyar Karya Pertiwi 2019 mengangkat tema "Peningkatan Usaha Mandiri Untuk Menunjang Ekonomi Kreatif dan Menambah Pendapatan Keluarga" dengan sub tema "Kreasi Kerajinan Sarung Tanah Air" yang akan menampilkan sarung-sarung unggulan daerah seluruh Indonesia.
Konsep GKP kali ini yaitu perpaduan bazar produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berkualitas dengan penampilan kegiatan pertunjukan seni dan budaya Indonesia dan mancanegara serta workshop bertemakan pemasaran produk unggulan berbasis digital. Semua dilakukan dalam rangka meningkatkan kompetensi pelaku usaha dan bidang kesejahteraan.
Secara umum sedikitnya ada tiga kegiatan yang dilaksanakan dalam Military Attache Spouses Culture 2019. Diantaranya Bazar produk yang menampilkan 198 stan produk kreatif & berkualitas yang telah terkurasi, dan berasal dari subsektor fashion, kuliner & kriya dari Perwakilan Dharma Pertiwi seluruh tanah air, serta 20 Atase Pertahanan Negara sahabat (Tiongkok, Mexico, Pakistan, Polandia, Korea Selatan, Thailand, Singapura, Brunei, Malaysia, PNG, Rusia, Filipina, Vietnam, Australia, Brazil, Kanada, Jepang, Selandia Baru, Spanyol, Inggris), dan masyarakat umum.
Kemudian juga ada pertunjukan seni budaya yang menghadirkan pertunjukan seni dan budaya dengan tema nusantara yang melibatkan berbagai perwakilan Atase Militer Negara sahabat. Selanjutnya pada hari ketiga juga akan dilaksanakan Lomba memasak nasi goreng bagi Atase Pertahanan negara-negara sahabat.
Panglima TNI menjelaskan, kegiatan yang sudah menjadi agenda tahunan itu bertujuan memperkenalkan dan melestarikan keanekaragaman kerajinan budaya. Khususnya sarung khas Indonesia dengan beragam bentuk dan corak serta bidang usaha antara lain dari sub sektor ekonomi kreatif antara lain bidang usaha kuliner, kerajinan tangan, kriya, dan sebagainya.
"Melalui kegiatan Gebyar Karya Pertiwi yang ke-2 ini diharapkan lebih memantapkan motivasi dan kreativitas kewirausahaan di kalangan masyarakat pada umumnya dan keluarga prajurit TNI," ucap Panglima TNI.
Baca juga: TNI-UEA pererat kerja sama militer
Baca juga: SKK Migas gandeng TNI "amankan" kegiatan hulu migas
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto didampingi Ketua Umum Dharma Pertiwi Nanny Hadi Tjahjanto membuka secara resmi Gentar Karya Pertiwi dan Military Attache Spouses Culture 2019 yang digelar selama tiga hari, sejak Rabu (13/11) hingga Jumat (15/11).
Panglima TNI mengatakan, Gebyar Karya Pertiwi dan Military Attache Spouses Culture tahun 2019 ini merupakan penyelenggaraan yang kedua kalinya.
"Saya menyampaikan apresiasi yang tinggi, khususnya kepada Ketua Umum Dharma Pertiwi beserta jajarannya, yang telah menginisiasi kegiatan ini sebagi bagian dari rangkaian HUT Ke-74 TNI tahun 2019," kata Marsekal Hadi.
Gebyar Karya Pertiwi 2019 mengangkat tema "Peningkatan Usaha Mandiri Untuk Menunjang Ekonomi Kreatif dan Menambah Pendapatan Keluarga" dengan sub tema "Kreasi Kerajinan Sarung Tanah Air" yang akan menampilkan sarung-sarung unggulan daerah seluruh Indonesia.
Konsep GKP kali ini yaitu perpaduan bazar produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berkualitas dengan penampilan kegiatan pertunjukan seni dan budaya Indonesia dan mancanegara serta workshop bertemakan pemasaran produk unggulan berbasis digital. Semua dilakukan dalam rangka meningkatkan kompetensi pelaku usaha dan bidang kesejahteraan.
Secara umum sedikitnya ada tiga kegiatan yang dilaksanakan dalam Military Attache Spouses Culture 2019. Diantaranya Bazar produk yang menampilkan 198 stan produk kreatif & berkualitas yang telah terkurasi, dan berasal dari subsektor fashion, kuliner & kriya dari Perwakilan Dharma Pertiwi seluruh tanah air, serta 20 Atase Pertahanan Negara sahabat (Tiongkok, Mexico, Pakistan, Polandia, Korea Selatan, Thailand, Singapura, Brunei, Malaysia, PNG, Rusia, Filipina, Vietnam, Australia, Brazil, Kanada, Jepang, Selandia Baru, Spanyol, Inggris), dan masyarakat umum.
Kemudian juga ada pertunjukan seni budaya yang menghadirkan pertunjukan seni dan budaya dengan tema nusantara yang melibatkan berbagai perwakilan Atase Militer Negara sahabat. Selanjutnya pada hari ketiga juga akan dilaksanakan Lomba memasak nasi goreng bagi Atase Pertahanan negara-negara sahabat.
Panglima TNI menjelaskan, kegiatan yang sudah menjadi agenda tahunan itu bertujuan memperkenalkan dan melestarikan keanekaragaman kerajinan budaya. Khususnya sarung khas Indonesia dengan beragam bentuk dan corak serta bidang usaha antara lain dari sub sektor ekonomi kreatif antara lain bidang usaha kuliner, kerajinan tangan, kriya, dan sebagainya.
"Melalui kegiatan Gebyar Karya Pertiwi yang ke-2 ini diharapkan lebih memantapkan motivasi dan kreativitas kewirausahaan di kalangan masyarakat pada umumnya dan keluarga prajurit TNI," ucap Panglima TNI.
Baca juga: TNI-UEA pererat kerja sama militer
Baca juga: SKK Migas gandeng TNI "amankan" kegiatan hulu migas
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Tags: