Nila Moeloek sebut masyarakat cenderung masih sepelekan diabetes
12 November 2019 22:43 WIB
Menteri Kesehatan Indonesia pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo Nila Moeloek saat diwawancarai awak media massa terkait diabetes di Jakarta, Selasa (12/11/2019). (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo Nila Moeloek mengatakan masyarakat di Indonesia cenderung masih menyepelekan diabetes.
"Selama ini masyarakat cenderung menyepelekan atau bahkan tidak tahu dengan tanda-tanda ini," katanya dalam kegiatan diskusi Generasi Sehat untuk Indonesia Unggul di Jakarta, Selasa.
Masyarakat perlu mengetahui tanda-tanda penyakit diabetes di antaranya sering haus, cepat lapar dan sering buang air kecil di malam hari.
Sebagai contoh, ia mengatakan saat sering haus masyarakat terkadang berpikir bahwa hal itu disebabkan suhu udara yang panas. Selanjutnya jika sering lapar dianggap karena kurang konsumsi makanan.
Begitu pula masyarakat yang sering buang air kecil di malam hari malah menganggap hal itu disebabkan banyaknya konsumsi air atau cairan pada siang hari.
"Padahal ini merupakan tanda-tanda diabetes sehingga seharusnya kita menjadi lebih peka," katanya.
Karenanya, selain penyediaan fasilitas penanganan diabetes, ia mengatakan harus ada tindakan-tindakan promotif untuk menyadarkan masyarakat terkait penyakit diabetes. Hal itu juga dapat berupa penyuluhan dengan tema "ingat diabetes".
Posbindu
Nila Moeloek juga mengatakan pemerintah saat ini sudah menyediakan pos binaan terpadu (posbindu) untuk menangani masyarakat yang mengidap diabetes.
"Posbindu ini merupakan fasilitas dari pemerintah untuk penanganan diabetes di Indonesia. Jadi, masyarakat perhatikan pola makan dan pemerintah sediakan fasilitasnya," kata dia.
Secara umum, posbindu merupakan kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) terintegrasi, salah satunya yakni diabetes.
Selain posbindu, Nila menyebutkan pemerintah juga memiliki sekitar 10.000 pukesmas, 22.000 klinik mandiri dan pos pelayanan terpadu (posyandu).
"Khusus untuk posyandu, saya sudah sarankan agar dijadikan pos keluarga sehingga tidak hanya melayani anak-anak, melainkan juga orang dewasa," kata dia.
"Selama ini masyarakat cenderung menyepelekan atau bahkan tidak tahu dengan tanda-tanda ini," katanya dalam kegiatan diskusi Generasi Sehat untuk Indonesia Unggul di Jakarta, Selasa.
Masyarakat perlu mengetahui tanda-tanda penyakit diabetes di antaranya sering haus, cepat lapar dan sering buang air kecil di malam hari.
Sebagai contoh, ia mengatakan saat sering haus masyarakat terkadang berpikir bahwa hal itu disebabkan suhu udara yang panas. Selanjutnya jika sering lapar dianggap karena kurang konsumsi makanan.
Begitu pula masyarakat yang sering buang air kecil di malam hari malah menganggap hal itu disebabkan banyaknya konsumsi air atau cairan pada siang hari.
"Padahal ini merupakan tanda-tanda diabetes sehingga seharusnya kita menjadi lebih peka," katanya.
Karenanya, selain penyediaan fasilitas penanganan diabetes, ia mengatakan harus ada tindakan-tindakan promotif untuk menyadarkan masyarakat terkait penyakit diabetes. Hal itu juga dapat berupa penyuluhan dengan tema "ingat diabetes".
Posbindu
Nila Moeloek juga mengatakan pemerintah saat ini sudah menyediakan pos binaan terpadu (posbindu) untuk menangani masyarakat yang mengidap diabetes.
"Posbindu ini merupakan fasilitas dari pemerintah untuk penanganan diabetes di Indonesia. Jadi, masyarakat perhatikan pola makan dan pemerintah sediakan fasilitasnya," kata dia.
Secara umum, posbindu merupakan kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) terintegrasi, salah satunya yakni diabetes.
Selain posbindu, Nila menyebutkan pemerintah juga memiliki sekitar 10.000 pukesmas, 22.000 klinik mandiri dan pos pelayanan terpadu (posyandu).
"Khusus untuk posyandu, saya sudah sarankan agar dijadikan pos keluarga sehingga tidak hanya melayani anak-anak, melainkan juga orang dewasa," kata dia.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019
Tags: