Jaga keandalan, Pertamina EP ciptakan alat pencegah "marine growth"
12 November 2019 20:21 WIB
Alat Sea-Waroc (Sea Wave Ring Automatic) yang ditemukan tim dari Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field. ANTARA/HO - PT Pertamina EP
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), mengembangkan inovasi peralatan industri migas lepas pantai (offshore) untuk mencegah pertumbuhan "marine growth".
Marine growth adalah sekumpulan hewan atau tumbuhan laut yang tumbuh dan berkoloni di permukaan bangunan atau struktur di laut.
"Kondisi bahan makanan/nutrisi, cahaya matahari, faktor pH (derajat keasaman) dan kondisi lingkungan lain cocok bagi pertumbuhan mereka di sini (bawah laut)," ujar Hari Widodo, Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field Manager dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menurut Hari, tumbuhnya marine growth pada permukaan bangunan atau struktur ini dapat menimbulkan berbagai masalah. Pada struktur platform, adanya marine growth akan menyebabkan struktur menjadi lebih berat (penambahan massa) sehingga menyebabkan perubahan respons struktur tersebut terhadap beban-beban dinamis yang diterimanya antara lain perubahan frekuensi natural dan ragam getar.
"Di samping itu, marine growth akan menyebabkan pertambahan diameter efektif tiang struktur sehingga menyebabkan beban arus dan beban gelombang yang diterima struktur menjadi lebih besar. Hal ini tentu akan berdampak negatif pada kekuatan struktur platform," ujarnya.
Pertamina EP Field Jatibarang berhasil menemukan sebuah inovasi alat baru yang bisa menggantikan kerja manual yang dilakukan untuk mengatasi marine growth. Diberi nama sebagai “Sea-Waroc" yaitu akronim dari Sea Wave Ring Automatic. Alat ini didesain untuk menghilangkan salah satu unsur penyebab pertumbuhan marine growth tersebut, yaitu bahan makanan/nutrisi.
Menurut Hari, Sea-Waroc membersihkan tiang struktur platform dari bahan-bahan makanan marine growth sehingga pertumbuhan marine growth di tiang struktur platform dapat dicegah. Sea-Waroc didesain dalam bentuk ring menggunakan prinsip mekanis dan Buoyancy untuk menghilangkan bahan makanan/nutrisi yang menempel di tiang struktur platform. Alat Sea-Waroc merupakan inovasi baru di dunia migas offshore, bukan adopsi dari model lain.
"Invensi Sea-Waroc ini akan mengurangi biaya secara signifikan dengan mengubah cara lama dalam mengatasi marine growth sekaligus meningkatkan integritas platform offshore yang akan menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan," kata General Manager Pertamina EP Asset 3 Wisnu Hindadari.
Inovasi Sea-Waroc telah dilombakan dalam ajang Improvement & Innovation Award (IIA) PT Pertamina EP pada 7-9 Oktober 2019 dan mendapat hasil GOLD.
Sebelumnya, demi mengatasi marine growth dengan menggunakan alat water jet yang dioperasikan oleh penyelam membutuhkan biaya sekitar Rp23,2 miliar. Jika dengan alat Sea-Waroc hanya membutuhkan biaya sekitar Rp31,5 juta. Dengan demkian terdapat efisiensi sebesar 99,86 persen. Implementasi tersebut sudah berjalan sekitar lima bulan.
Franky Melky dari Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur – BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) mengatakan alat Sea-Waroc merupakan ide yang sangat bagus untuk mencegah pertumbuhan marine growth, dengan material yang digunakan mudah didapat sehingga alat ini dapat diterapkan di lapangan offshore lain.
"Kami berharap melalui penemuan alat ini dapat membantu pemasalahan offshore. Dengan Sea-Waroc, PT Pertamina EP berharap dapat membantu operator lapangan migas lain yang memiliki platform offshore dalam menyelesaikan permasalahan marine growth," ujarnya.
Jatibarang Field merupakan lapangan migas yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Memasuki semester akhir 2019, telah mencatat produksi minyak sebesar 7.924 BOPD (110,5 persen dari target), sedangkan produksi gas 41,9 MMSCFD (99,3 persen terhadap target).
Marine growth adalah sekumpulan hewan atau tumbuhan laut yang tumbuh dan berkoloni di permukaan bangunan atau struktur di laut.
"Kondisi bahan makanan/nutrisi, cahaya matahari, faktor pH (derajat keasaman) dan kondisi lingkungan lain cocok bagi pertumbuhan mereka di sini (bawah laut)," ujar Hari Widodo, Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field Manager dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menurut Hari, tumbuhnya marine growth pada permukaan bangunan atau struktur ini dapat menimbulkan berbagai masalah. Pada struktur platform, adanya marine growth akan menyebabkan struktur menjadi lebih berat (penambahan massa) sehingga menyebabkan perubahan respons struktur tersebut terhadap beban-beban dinamis yang diterimanya antara lain perubahan frekuensi natural dan ragam getar.
"Di samping itu, marine growth akan menyebabkan pertambahan diameter efektif tiang struktur sehingga menyebabkan beban arus dan beban gelombang yang diterima struktur menjadi lebih besar. Hal ini tentu akan berdampak negatif pada kekuatan struktur platform," ujarnya.
Pertamina EP Field Jatibarang berhasil menemukan sebuah inovasi alat baru yang bisa menggantikan kerja manual yang dilakukan untuk mengatasi marine growth. Diberi nama sebagai “Sea-Waroc" yaitu akronim dari Sea Wave Ring Automatic. Alat ini didesain untuk menghilangkan salah satu unsur penyebab pertumbuhan marine growth tersebut, yaitu bahan makanan/nutrisi.
Menurut Hari, Sea-Waroc membersihkan tiang struktur platform dari bahan-bahan makanan marine growth sehingga pertumbuhan marine growth di tiang struktur platform dapat dicegah. Sea-Waroc didesain dalam bentuk ring menggunakan prinsip mekanis dan Buoyancy untuk menghilangkan bahan makanan/nutrisi yang menempel di tiang struktur platform. Alat Sea-Waroc merupakan inovasi baru di dunia migas offshore, bukan adopsi dari model lain.
"Invensi Sea-Waroc ini akan mengurangi biaya secara signifikan dengan mengubah cara lama dalam mengatasi marine growth sekaligus meningkatkan integritas platform offshore yang akan menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan," kata General Manager Pertamina EP Asset 3 Wisnu Hindadari.
Inovasi Sea-Waroc telah dilombakan dalam ajang Improvement & Innovation Award (IIA) PT Pertamina EP pada 7-9 Oktober 2019 dan mendapat hasil GOLD.
Sebelumnya, demi mengatasi marine growth dengan menggunakan alat water jet yang dioperasikan oleh penyelam membutuhkan biaya sekitar Rp23,2 miliar. Jika dengan alat Sea-Waroc hanya membutuhkan biaya sekitar Rp31,5 juta. Dengan demkian terdapat efisiensi sebesar 99,86 persen. Implementasi tersebut sudah berjalan sekitar lima bulan.
Franky Melky dari Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur – BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) mengatakan alat Sea-Waroc merupakan ide yang sangat bagus untuk mencegah pertumbuhan marine growth, dengan material yang digunakan mudah didapat sehingga alat ini dapat diterapkan di lapangan offshore lain.
"Kami berharap melalui penemuan alat ini dapat membantu pemasalahan offshore. Dengan Sea-Waroc, PT Pertamina EP berharap dapat membantu operator lapangan migas lain yang memiliki platform offshore dalam menyelesaikan permasalahan marine growth," ujarnya.
Jatibarang Field merupakan lapangan migas yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Memasuki semester akhir 2019, telah mencatat produksi minyak sebesar 7.924 BOPD (110,5 persen dari target), sedangkan produksi gas 41,9 MMSCFD (99,3 persen terhadap target).
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: