"Orang pada nanya ikannya darimana. Kalau mereka tau ikan dari Danau Siombak, pasti orang langsung enggak mau beli," katanya kepada ANTARA, Selasa.
Baca juga: 351 ekor bangkai babi di Danau Siombak dikubur massal
Baca juga: Dirjen: Kolera babi dan african swine fever tidak menular ke manusia
"Semoga aja setelah dikubur ini bisa kayak dulu lagi penjualan kami. Janganlah sampai ada yang buang bangkai babi lagi, enggak dipikirkan orang itu nelayan di sini," ujarnya.
Selain Ishak, ada juga Rudi. Rudi mengaku pendapatan dari hasil penjualan ikannya turun hampir hampir 50 persen.
Baca juga: Mentan akan bentuk unit khusus tanggulangi virus Demam Babi Afrika
Baca juga: Kepri tingkatkan pengawasan terhadap virus demam babi Afrika
Diberitakan sebelumnya, kasus kematian babi akibat virus hog cholera atau kolera babi di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tercatat sebanyak 5.800 ekor babi yang mati.
Sebanyak 11 Kabupaten/Kota yang terkena wabah virus hog cholera yaitu Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan Samosir.
Untuk di Danau Siombak, sebanyak 351 ekor bangkai babi yang ditemukan dan telah dikubur massal.