Kemenperin dorong pertumbuhan industri makanan dan minuman
12 November 2019 17:02 WIB
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim saat menghadiri konferensi pers terkait dukungan Kemenperin terhadap industri makanan dan minuman pada ajang SIAL INTERFOOD di Jakarta, Senin. (ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim menyiapkan berbagai strategi dalam tiga bulan terakhir 2019 untuk meningkatkan pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) hingga di atas 8 persen pada akhir 2019 serta memiliki daya saing, yang salah satunya dengan meningkatkan produksi.
“Hari Raya Natal juga diharapkan menjadi pemicu pertumbuhan industri makanan dan minuman, karena biasanya ada kebutuhan dalam acara perayaan Natal itu,” kata Rochim lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.
Rochim mengatakan, target jangka panjang Kemenperin adalah meningkatnya pertumbuhan industri mamin agar mampu stabil di atas level 9 persen.
Untuk mengimplementasikan target tersebut, pemerintah mendorong ketersediaan bahan baku agar industri mamin dapat terus berproduksi.
Baca juga: Kemenperin perkirakan industri makanan dan minuman tumbuh 8 persen
Kemudian, dalam hal pemasaran, Kemenperin menganggarkan kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan ekspor pada 2020.
“Di antaranya fasilitasi temu bisnis dan promosi pada pameran berskala internasional serta fasilitasi pelatihan ekspor (export coaching) bagi pelaku usaha di sektor industri agro,” jelasnya.
Selain itu, salah satu bentuk dukungan peningkatkan ekspor sektor mamin adalah dengan mendorong para pelaku usaha untuk ikut serta dalam pameran berskala internasional seperti pameran SIAL Interfood Expo 2019 yang diselenggarakan pada 13 -16 November 2019 di JIEXPO Kemayoran, DKI Jakarta.
“Ajang SIAL Interfood Expo 2019 diharapkan menjadi sarana untuk meningkatkan ekspor produk makanan dan minuman untuk mendukung Indonesia sebagai industri makanan dan minuman terkemuka di ASEAN,” terangnya.
SIAL Interfood Expo 2019 diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan industri mamin di Tanah Air.
Baca juga: Industri makanan dan minuman RI siap unjuk gigi di SIAL INTERFOOD
Untuk meningkatkan peningkatan daya saing dan ekspor pada sektor mamin, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan pendukung berupa insentif fiskal untuk menarik investasi, di antaranya tax holiday, tax allowance, serta bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP).
Tax Holiday seperti dituangkan dalam PMK 150/2018 tentang Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan dapat diberikan kepada industri-industri agro pionir, seperti industri green diesel, green gasoline, green avtur, atau bioethanol.
Tax Allowance dapat diberikan kepada investasi baru atau perluasan yang memenuhi kriteria umum sesuai PP 9/2016, antara lain yang memiliki nilai investasi tinggi atau untuk ekspor, menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, serta memiliki kandungan lokal tinggi.
Pada triwulan III - 2019, pertumbuhan industri mamin sudah mencapai 7,72 persen. Sedangkan, pertumbuhan sektor ini sepanjang Januari-September sebesar 7,9 persen
“Hari Raya Natal juga diharapkan menjadi pemicu pertumbuhan industri makanan dan minuman, karena biasanya ada kebutuhan dalam acara perayaan Natal itu,” kata Rochim lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.
Rochim mengatakan, target jangka panjang Kemenperin adalah meningkatnya pertumbuhan industri mamin agar mampu stabil di atas level 9 persen.
Untuk mengimplementasikan target tersebut, pemerintah mendorong ketersediaan bahan baku agar industri mamin dapat terus berproduksi.
Baca juga: Kemenperin perkirakan industri makanan dan minuman tumbuh 8 persen
Kemudian, dalam hal pemasaran, Kemenperin menganggarkan kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan ekspor pada 2020.
“Di antaranya fasilitasi temu bisnis dan promosi pada pameran berskala internasional serta fasilitasi pelatihan ekspor (export coaching) bagi pelaku usaha di sektor industri agro,” jelasnya.
Selain itu, salah satu bentuk dukungan peningkatkan ekspor sektor mamin adalah dengan mendorong para pelaku usaha untuk ikut serta dalam pameran berskala internasional seperti pameran SIAL Interfood Expo 2019 yang diselenggarakan pada 13 -16 November 2019 di JIEXPO Kemayoran, DKI Jakarta.
“Ajang SIAL Interfood Expo 2019 diharapkan menjadi sarana untuk meningkatkan ekspor produk makanan dan minuman untuk mendukung Indonesia sebagai industri makanan dan minuman terkemuka di ASEAN,” terangnya.
SIAL Interfood Expo 2019 diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan industri mamin di Tanah Air.
Baca juga: Industri makanan dan minuman RI siap unjuk gigi di SIAL INTERFOOD
Untuk meningkatkan peningkatan daya saing dan ekspor pada sektor mamin, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan pendukung berupa insentif fiskal untuk menarik investasi, di antaranya tax holiday, tax allowance, serta bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP).
Tax Holiday seperti dituangkan dalam PMK 150/2018 tentang Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan dapat diberikan kepada industri-industri agro pionir, seperti industri green diesel, green gasoline, green avtur, atau bioethanol.
Tax Allowance dapat diberikan kepada investasi baru atau perluasan yang memenuhi kriteria umum sesuai PP 9/2016, antara lain yang memiliki nilai investasi tinggi atau untuk ekspor, menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, serta memiliki kandungan lokal tinggi.
Pada triwulan III - 2019, pertumbuhan industri mamin sudah mencapai 7,72 persen. Sedangkan, pertumbuhan sektor ini sepanjang Januari-September sebesar 7,9 persen
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: