Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo akan mendorong penyerapan kredit usaha rakyat (KUR) nelayan setelah pemerintah memutuskan untuk menurunkan suku bunga KUR dari 7 persen menjadi 6 persen dan menambah plafon KUR menjadi Rp190 triliun.

Edhy mengatakan penurunan suku bunga dan penambahan plafon KUR yang mulai diterapkan pada 1 Januari 2020 itu dinilai akan mampu meningkatkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) milik para nelayan hingga dua kali lipat.

“Sektor kami, nelayan, aksesnya akan lebih banyak. Pembinaan akan kami rancang jadi para pelaku usaha di sektor ini yang perlu dan butuh akan lebih mudah diakses,” katanya di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa.

Baca juga: Edhy Prabowo dorong generasi muda masuk ke dunia perikanan

Ia menargetkan penyerapan KUR bagi nelayan dapat meningkat hingga dua kali lipat dari realisasi 2019 yang sebesar Rp2,7 triliun meskipun masih perlu banyak pembinaan untuk bisnis sektor perikanan agar perbankan lebih mudah memberikan akses pendanaan kepada nelayan.

“Target saya dua kalinya dari Rp2,7 triliun ya sekitar Rp5 triliun, belum masuk budi daya. Masalah pembinaan dan asistensi saya yakin tidak terlalu sulit,” ujarnya.

Edhy menegaskan pihaknya segera meminimalisasi risiko yang tinggi terhadap pembayaran KUR oleh sektor nelayan tersebut melalui pembinaan dan asistensi yang akan semakin gencar untuk dilakukan.

“Ini memang tugas kami untuk bisa meminimalisir resiko tapi kan karena ada ketidakpastian. NPL kita kan dibawah 1,5 persen jadi pengembaliannya yang macet di bawah 1,5 persen,” katanya.

Baca juga: Pemerintah resmi turunkan suku bunga KUR jadi 6 persen

Ia juga berharap budidaya perikanan dapat ditingkatkan sebab saat ini produksinya telah mencapai 200 ribu ton per tahun sehingga ke depannya sektor perikanan bisa memberikan kontribusi kepada neraca perdagangan.

“Dengan adanya triger KUR ini budidaya sebanyak 200 ribu ton ini bisa ditingkatkan. Industri kan 50 ton setahun. Masyarakat rata-rata satu ton. Muara gembong katanya ada 7 ton kan. Kalau 100 ribu hektar lahannya, ini kan peluang,” katanya.