BNN: 90 persen kejahatan jalanan dilakukan pengguna narkotika
12 November 2019 14:25 WIB
Wali Kota Tebing Tinggi, Umar Zunaidi Hasibuan (kanan) memasangkan PIN emas penghargaan kepada Deputi Pemberantasan BNN, Inspektur Jenderal Polisi Arman Depari, di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, Selasa. ANTARA/HO/Dhani
Tebing Tinggi (ANTARA) - Deputi Pemberantasan BNN, Inspektur Jenderal Polisi Arman Depari, menyebutkan kejahatan jalanan sebagian besar dilakukan oleh pengguna narkotika yang terjadi bukan hanya kota besar tetapi juga di kota-kota kecil.
"90 persen kejahatan jalanan dilakukan pengguna narkotika. Ini harus disikapi oleh aparat dan masyarakat," katanya saat menerima penghargaan dari Wali Kota Tebing Tinggi, Umar Hasibuan, Selasa (12/11), di Aula Balai Kota Tebing Tinggi.
Ia mengatakan Tebing Tinggi merupakan kota ketiga setelah Solo dan Semarang yang memberikan penghargaan kepada dia dan itu merupakan kebanggaan tersendiri.
Penghargaan dari pemerintahan suatu wilayah sebagaimana Tebing Tinggi, kata dia, menunjukkan komitmen kawasan itu untuk melawan peredaran narkoba. Hal ini terbukti keseriusan wali kota untuk meminta mendirikan BNNK Tebing Tinggi sejak awal.
Juga baca: Denpasar peringkat ke-6 nasional sebagai kota tanggap bahaya narkoba
Juga baca: Bupati Lebak ajak anak muda tidak konsumsi narkoba
"Ini menunjukkan bahwa pemimpin di daerah sangat peduli terhadap masyarakat nya dan mengetahui secara pasti jika sudah terpapar narkoba yang hanya tinggal tangisan," katanya.
Ia juga menyampaikan sampai saat ini di Indonesia ada sekitar 4 juta orang yang terpapar narkoba dan dana yang terkuras untuk membeli barang-barang haram tersebut mencapai Rp84 triliun.
Bisnis narkotika itu memang sangat menggiurkan, namun semua itu menjadi racun bagi kriminal, kesehatan dan perekonomian, untuk bersama aparat yang melakukan penindakan, masyarakat pencegahan.
"BNN mau memberikan penghargaan seperti yang dilakukan wali kota terhadap kelurahan yang menyatakan wilayahnya bebas narkotika. Di Tebing Tinggi ada dua kelurahan yang diberikan wali kota," katanya.
"90 persen kejahatan jalanan dilakukan pengguna narkotika. Ini harus disikapi oleh aparat dan masyarakat," katanya saat menerima penghargaan dari Wali Kota Tebing Tinggi, Umar Hasibuan, Selasa (12/11), di Aula Balai Kota Tebing Tinggi.
Ia mengatakan Tebing Tinggi merupakan kota ketiga setelah Solo dan Semarang yang memberikan penghargaan kepada dia dan itu merupakan kebanggaan tersendiri.
Penghargaan dari pemerintahan suatu wilayah sebagaimana Tebing Tinggi, kata dia, menunjukkan komitmen kawasan itu untuk melawan peredaran narkoba. Hal ini terbukti keseriusan wali kota untuk meminta mendirikan BNNK Tebing Tinggi sejak awal.
Juga baca: Denpasar peringkat ke-6 nasional sebagai kota tanggap bahaya narkoba
Juga baca: Bupati Lebak ajak anak muda tidak konsumsi narkoba
"Ini menunjukkan bahwa pemimpin di daerah sangat peduli terhadap masyarakat nya dan mengetahui secara pasti jika sudah terpapar narkoba yang hanya tinggal tangisan," katanya.
Ia juga menyampaikan sampai saat ini di Indonesia ada sekitar 4 juta orang yang terpapar narkoba dan dana yang terkuras untuk membeli barang-barang haram tersebut mencapai Rp84 triliun.
Bisnis narkotika itu memang sangat menggiurkan, namun semua itu menjadi racun bagi kriminal, kesehatan dan perekonomian, untuk bersama aparat yang melakukan penindakan, masyarakat pencegahan.
"BNN mau memberikan penghargaan seperti yang dilakukan wali kota terhadap kelurahan yang menyatakan wilayahnya bebas narkotika. Di Tebing Tinggi ada dua kelurahan yang diberikan wali kota," katanya.
Pewarta: Juraidi dan Dhani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Tags: