Miley mengatakan kepada ABC News bahwa kurang dari 1.000 tentara akan dipertahankan di negara itu. Ia tidak menyebutkan secara pasti jumlahnya, hanya menyebut berkisar 500 sampai 600 personel.
"Akan di daerah itu," kata Milley dalam program pagi This Week Sunday. "Kami takkan menetapkan jumlah pasti sebab saat ini kami masih melakukan analisis."
Presiden AS Donald Trump telah mengingkari janji mengenai penarikan penuh pasukan AS yang ia umumkan pada awal Oktober. Ia mengakui bahwa sebenarnya sebagian tentara akan tetap berada di wilayah tersebut "untuk mengamankan minyak". Pentagon telah menyatakan bahwa penghasilan dari sumber daya alam itu akan diberikan kepada SDF, sekutu setia Washington dalam melawan ISIS di Suriah.
Namun Milley menyatakan, di dalam wawancara televisi pertamanya sejak ia memangku jabatan pada September, bahwa misi AS di Suriah akan tetap sama.
"Masih ada petempur ISIS di Suriah dan jika tekanan tidak dipertahankan atas kelompok tersebut, akan ada kemungkinan sangat nyata bahwa ISIS jadi punya kesempatan untuk bangkit lagi," kata jenderal Angkatan Darat itu. "Jejaknya akan kecil, tapi sasarannya akan tetap sama."
Milley mengatakan kematian pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi selama serangan AS di Suriah utara bulan lalu akan "sangat berdampak pada organisasi itu secara keseluruhan".
"Mereka tampaknya sudah punya seorang pemimpin baru. Kami memang memiliki banyak informasi mengenai orang itu, dan kami akan melihat dalam beberapa hari ke depan, dan beberapa pekan ke depan, dan beberapa bulan ke depan, apakah ia mampu menyatukan organisasinya atau tidak," katanya. "Kami akan memperhatikan dia dengan seksama. Dan di mana peluang muncul, kami akan memburu dia juga."
Sumber: Anadolu Agency
Baca juga: Pentagon: pasukan AS yang ditarik dari Suriah akan ke Irak Barat
Baca juga: Peneliti Rusia tuding AS langgar hukum internasional di Suriah
Baca juga: ISIS bersumpah akan balas perbuatan AS atas kematian Baghdadi