Menristek: Inovasi dan kewiraswastaan harus dilakukan bersama
11 November 2019 11:56 WIB
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro saat menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Airlangga, Surabaya, (11/11/2019). (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Surabaya (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan kreativitas berbagai produk riset serta inovasi dan entrepreneurship atau kewiraswastaan harus dilakukan bersamaan agar hasilnya maksimal.
"Oleh karena itu, sistem pengetahuan dan teknologi iptek melalui penelitian, pengembangan dan penerapan serta invensi dan inovasi dapat dilakukan dengan pendekatan kebutuhan," kata dia saat menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Airlangga, Surabaya, Senin.
Pendekatan tersebut perlu disesuaikan dengan kondisi atau sektor yang diperlukan sehingga butuh dukungan semua pihak untuk selanjutnya mengembangkan inovasi menjadi bisnis baru.
Baca juga: Kemenristek akan fasilitasi produk Unair agar tersertifikasi
Hal itu berlaku di berbagai bidang termasuk bidang industri kesehatan, peternakan, kedokteran hewan dan lain sebagainya. "Bahkan sudah terbukti di bidang kesehatan kita mampu menciptakan obat-obat kebutuhan dasar sendiri," kata dia.
Setiap inovasi diharapkan dapat membantu berbagai sektor dalam meningkatkan daya saing sehingga mampu menghasilkan karya dan produk yang mendukung upaya pembentukan sistem inovasi nasional.
"Apalagi, saat ini terjadi perkembangan teknologi di berbagai bidang," katanya.
Ia menjelaskan lebih lanjut berkembangnya era industri 4.0 dengan banyaknya teknologi di antaranya artificial intelligence atau kecerdasan buatan dan internet of things atau internet untuk segala juga memungkinkan berkembangnya ekonomi baru berbasis digital.
Selain itu, perkembangan tersebut dinilai sekaligus melahirkan perubahan sumber daya manusia dan munculnya berbagai pekerjaan baru. "Jadi yang penting mampu bersaing untuk membangun bangsa yang maju dan mandiri," ujar dia.
Baca juga: Kemenristek fokus integrasi riset penelitian dan inovasi
"Oleh karena itu, sistem pengetahuan dan teknologi iptek melalui penelitian, pengembangan dan penerapan serta invensi dan inovasi dapat dilakukan dengan pendekatan kebutuhan," kata dia saat menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Airlangga, Surabaya, Senin.
Pendekatan tersebut perlu disesuaikan dengan kondisi atau sektor yang diperlukan sehingga butuh dukungan semua pihak untuk selanjutnya mengembangkan inovasi menjadi bisnis baru.
Baca juga: Kemenristek akan fasilitasi produk Unair agar tersertifikasi
Hal itu berlaku di berbagai bidang termasuk bidang industri kesehatan, peternakan, kedokteran hewan dan lain sebagainya. "Bahkan sudah terbukti di bidang kesehatan kita mampu menciptakan obat-obat kebutuhan dasar sendiri," kata dia.
Setiap inovasi diharapkan dapat membantu berbagai sektor dalam meningkatkan daya saing sehingga mampu menghasilkan karya dan produk yang mendukung upaya pembentukan sistem inovasi nasional.
"Apalagi, saat ini terjadi perkembangan teknologi di berbagai bidang," katanya.
Ia menjelaskan lebih lanjut berkembangnya era industri 4.0 dengan banyaknya teknologi di antaranya artificial intelligence atau kecerdasan buatan dan internet of things atau internet untuk segala juga memungkinkan berkembangnya ekonomi baru berbasis digital.
Selain itu, perkembangan tersebut dinilai sekaligus melahirkan perubahan sumber daya manusia dan munculnya berbagai pekerjaan baru. "Jadi yang penting mampu bersaing untuk membangun bangsa yang maju dan mandiri," ujar dia.
Baca juga: Kemenristek fokus integrasi riset penelitian dan inovasi
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: