Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Komunitas ProBumi Indonesia menyatakan kebakaran yang menghanguskan sekitar delapan hektare hutan dan lahan di Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Sabtu, (9/11) diduga akibat puntung rokok yang baranya masih menyala.

"Diduga puntung rokok yang masih menyala tersebut dibuang oleh orang tidak bertanggung jawab dan mengenai semak rumput yang sudah mengering sehingga api dengan cepat membesar dan merambat membakar lahan dan hutan di wilaya Desa Nyalindung itu," kata sukarelawan Komunitas ProBumi Indonesia Asep Has di Sukabumi, Senin.

Menurut dia untuk memadamkan api yang membakar hutan dan lahan itu membutuhkan waktu yang cukup lama karena selain lokasinya cukup luas dan sulit ditembus kendaran sehingga, untuk memadamkan api membutuhkan tenaga.

Selain itu, untuk memadamkan api yang terus membesar ini sukarelawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi bersama anggota TNI dan Polri serta potensi SAR lainnya harus berjibaku dengan panasnya cuaca ditambah tebalnya asap.

Beberapa titik yang tidak bisa dijangkau dengan selang mobil pemadam kebakaran dalam proses pemadamannya dengan alat seadanya. Berkat kerjasama semua pihak akhirnya api mampu dipadamkan dengan waktu hampir 12 jam.

"Musim kemarau yang panjang ini mengakibatkan lahan dan hutan yang berada di Kecamatan Nyalindung menjadi kering ditambah angin cukup kencang sehingga, rawan terjadi kebakaran. Maka dari itu, siapapun warga agar tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu kebakaran hutan dan lahan," kata Asep Has.

Sementara, Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna mengatakan dalam sepekan terakhir ini sudah ada beberapa lahan dan hutan yang mengalami kebakaran seperti kawasan konservasi Gunung Salak, objek wisata alam Karangpara, hutan di Kecamatan Nyalindung dan beberapa titik lainnya.

Mayoritas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi ini di karenakan faktor manusia salah satunya membuang puntung rokok yang baranya masih menyala ke semak-semak atau rumput kering yang kemudian apinya membesar.

"Kami selalu mengingatkan dan mengimbau kepada siapapun agar tidak membuang puntung rokok sembarangan karena, bisa berpotensi terjadinya kebakaran," demikian Daeng Sutisna.

Baca juga: Delapan hektare hutan di Nyalindung Sukabumi terbakar

Baca juga: Lokasi bencana pergeseran tanah di Nyalindung menjadi kampung mati

Baca juga: Kerugian kebakaran Pasar Nyalindung mencapai Rp3 miliar