Keluarga bangga Himayatuddin Muhammad Saidi jadi pahlawan nasional
8 November 2019 23:19 WIB
Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yikoo). Salah satu Tokoh dari Kepulauan Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara yang mendapat gelar Pahlawan Nasional daalm rangka peringatan Hari Pahlawan tahun 2019. Ia berhasil mengusir Belanda di jazirah Buton kala itu. (Foto: Istimewa)
Baubau (ANTARA) - Salah seorang turunan Oputa Yikoo yang meski lapisan jauh ke bawah mengaku bangga atas ditetapkannya Almarhum Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yikoo) menjadi pahlawan nasionaloleh Presiden Joko Widodo berdasarkan Keppres No 120/TK/2019 tertanggal 7 November 2019.
"Dari turunan yang mungkin berafiliasi langsung atau pun bukan ada rasa bangga. Rasa bangga ini tercermin bukan hanya sekedar orang Buton sebenarnya, tapi Sultra secara umum,” kata H IdrusTaufiq Saidi, di Baubau, Jumat.
Baca juga: Presiden Jokowi beri gelar pahlawan kepada enam tokoh
Cucu dari turunan Oputa Yikoo yang meski jauh ke bawah ini mengatakan, sejarah mencatat Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi melakukan agresi perlawanan terhadap Belanda atas kebijakan yang kesewenang-wenangan.
“Semangat ini yang tentunya harus bisa lahir di generasi sekarang, baik turunannya langsung maupun cerita yang berafiliasi atau pun masyarakat Buton secara khusus,” katanya.
Baca juga: Enam Pahlawan Nasional, dari wartawati hingga rektor pertama UGM
Perjuangan Sultan Himayatuddin melawan Belanda adalah perjuangan untuk menegakkan kedaulatan dan terutama membebaskan bangsanya dari belenggu penguasaan Belanda.
Perjanjian-perjanjian dari raja-raja terdahulu telah membuat rakyat Buton sengsara dan kerajaannya hanya memiliki kedaulatan semu. Upaya serta pengorbanan Sultan Himayatuddin dalam melawan penguasaan Belanda dengan memimpin perlawanan gerilya di gunung Siotapina menunjukan tekad kuat dan contoh jiwa kepahlawanan bagi rakyat Buton.
Baca juga: KH Masjkur dianugerahi gelar Pahlawan Nasional
“Inilah kalau kita simpulkan baik yang langsung atau pun hanya lapisan dari cerita kebanggaan dari Oputa Yikoo tentu membuka tabir selama ini,” katanya.
Menurutnya , pengusulan Oputa Yikoo menjadi pahlawan nasional sudah cukup lama dan telah banyak anak negeri Buton yang bercerita dan berhajat.
Dikepemimpinan Gubernur Sultra Ali Mazi dan Wali Kota Baubau AS Tamrin prosesnya bisa cepat dan telah dilegitimasi menjadi pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo.
“Kita sangat bangga dan apresiasi dengan kepemimpinan Gubernur Sultr Ali Mazi ini tercetus, juga tidak terlepas dari beberapa keinginan dan keterlibatan kelompok yang kuat, rekan-rekan di kampus yang membuat kajian dan tulisannya,” katanya.
Idrus Taufiq yang juga Kadis Perhubungan Baubau ini mengharapkan, terlegitimasinya Oputa Yikoo menjadi pahlawan nasional tidak lagi siapa afiliasi turunan dan siapa cucu keluarganya, tapi semangat yang dilakonkan oleh almarhum seharusnya bisa memberi inspirasi.
"Dari turunan yang mungkin berafiliasi langsung atau pun bukan ada rasa bangga. Rasa bangga ini tercermin bukan hanya sekedar orang Buton sebenarnya, tapi Sultra secara umum,” kata H IdrusTaufiq Saidi, di Baubau, Jumat.
Baca juga: Presiden Jokowi beri gelar pahlawan kepada enam tokoh
Cucu dari turunan Oputa Yikoo yang meski jauh ke bawah ini mengatakan, sejarah mencatat Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi melakukan agresi perlawanan terhadap Belanda atas kebijakan yang kesewenang-wenangan.
“Semangat ini yang tentunya harus bisa lahir di generasi sekarang, baik turunannya langsung maupun cerita yang berafiliasi atau pun masyarakat Buton secara khusus,” katanya.
Baca juga: Enam Pahlawan Nasional, dari wartawati hingga rektor pertama UGM
Perjuangan Sultan Himayatuddin melawan Belanda adalah perjuangan untuk menegakkan kedaulatan dan terutama membebaskan bangsanya dari belenggu penguasaan Belanda.
Perjanjian-perjanjian dari raja-raja terdahulu telah membuat rakyat Buton sengsara dan kerajaannya hanya memiliki kedaulatan semu. Upaya serta pengorbanan Sultan Himayatuddin dalam melawan penguasaan Belanda dengan memimpin perlawanan gerilya di gunung Siotapina menunjukan tekad kuat dan contoh jiwa kepahlawanan bagi rakyat Buton.
Baca juga: KH Masjkur dianugerahi gelar Pahlawan Nasional
“Inilah kalau kita simpulkan baik yang langsung atau pun hanya lapisan dari cerita kebanggaan dari Oputa Yikoo tentu membuka tabir selama ini,” katanya.
Menurutnya , pengusulan Oputa Yikoo menjadi pahlawan nasional sudah cukup lama dan telah banyak anak negeri Buton yang bercerita dan berhajat.
Dikepemimpinan Gubernur Sultra Ali Mazi dan Wali Kota Baubau AS Tamrin prosesnya bisa cepat dan telah dilegitimasi menjadi pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo.
“Kita sangat bangga dan apresiasi dengan kepemimpinan Gubernur Sultr Ali Mazi ini tercetus, juga tidak terlepas dari beberapa keinginan dan keterlibatan kelompok yang kuat, rekan-rekan di kampus yang membuat kajian dan tulisannya,” katanya.
Idrus Taufiq yang juga Kadis Perhubungan Baubau ini mengharapkan, terlegitimasinya Oputa Yikoo menjadi pahlawan nasional tidak lagi siapa afiliasi turunan dan siapa cucu keluarganya, tapi semangat yang dilakonkan oleh almarhum seharusnya bisa memberi inspirasi.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: