Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Pertamina dalam realisasi kemajuan pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang lebih cepat dari target.

Respon positif tersebut disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke pembangunan RDMP Balikpapan dan Central Crude Lawe-Lawe yang didampingi Plt. Dirjen Migas, Djoko Siswanto, Sekjen Kementerian ESDM, Ego Syahrial, Kepala SKK Migas, Dwi Sutjipto, Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu, dan Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia, Ignatius Tallulembang.

Ignatius dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Jumat menjelaskan, pada kunjungan tersebut Pertamina menyampaikan berbagai langkah yang dilakukan Pertamina untuk mempercepat penyelesaian RDMP Balikpapan yang sejak Februari 2019 sudah masuk tahap konstruksi dan saat ini pengadaan seluruh peralatan utama telah mulai dilakukan.

Baca juga: Menteri ESDM tinjau RDMP Kilang Balikpapan, ini pesannya ke Pertamina

Sedangkan pembangunan storage minyak mentah (Central Crude) Lawe-Lawe juga telah dimulai sejak September 2019.

"Pak Menteri meninjau langsung pembangunan proyek dan menyempatkan diri melakukan dialog dengan pekerja di lapangan serta memberikan semangat agar bekerja dengan selamat. Kami bersyukur progresnya berjalan dengan baik sehingga mendapat apresiasi dari Pemerintah," ujarnya.

Menurut Ignatius, RDMP RU V Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260 ribu barel per hari (bpd) menjadi 360 ribu pbd serta meningkatkan kualitas produk dari BBM dari setara Euro II menjadi setara Euro V. Sedangkan Central Crude Lawe-Lawe memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 2 juta barel.

Baca juga: Pemerintah perlu dukung proyek RDMP dan GRR Pertamina

"Proyek RDMP Balikpapan merupakan salah satu proyek strategis nasional untuk mewujudkan ketahanan energi nasional. Pertamina optimis RDMP Balikpapan tahap 1 akan selesai pada 2023 dan tahap 2 pada 2025." lanjutnya.

Proyek dengan nilai investasi 6,5 miliar dolar AS ini pada tahap konstruksi diperkirakan menyerap sekitar 15.000 tenaga kerja dan sekitar 800 orang pada saat kilang sudah beroperasi.