Jayapura (ANTARA) - Kepala Kantor Imigrasi Jayapura Gatut Setiawan mengakui keberadaan pos lintas batas (PLB) Laut di Hamadi tidak strategis sehingga menyulitkan untuk pengawasan.
Apalagi saat ini pihaknya mensinyalir WNA berkebangsaan Papua Nugini saat ini lebih banyak masuk ke wilayah Papua khususnya Jayapura melalui laut, karena imigrasi memperketat pengawasan di PLBN Skouw. Keberadaan PLB Laut Hamadi memang tidak strategis sehingga pihaknya kesulitan dalam hal melakukan pengawasan terhadap wna PNG yang masuk melalui laut, jelas Gatut dalam keterangan persnya kepada wartawan di Jayapura, Kamis.
Dikatakan, pihaknya berharap PLB Laut yang saat ini berlokasi di Hamadi segera dipindahkan ke kawasan yang lebih strategis, apalagi rentan penyelundupan berbagai barang ilegal dari PNG termasuk narkotika jenis ganja.
Baca juga: Sutarmidji : Pos Lintas Batas Negara belum dimanfaatkan maksimal
PLB Laut Hamadi yang berlokasi di tempat pelelangan ikan (TPI) itu memang letaknya tidak strategis karena jauh dari kawasan perairan yang menjadi lintasan perahu motor, kata Gatut yang didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Kanim Jayapura.
Sementara itu Kepala Biro Perbatasan dan Kerja sama Luar Negeri Pemprov Papua Suzana Wanggai secara terpisah mengakui memang lokasi PLB Laut yang berada di Hamadi tidak strategis hingga menyulitkan untuk pengawasan.
“Kami sudah mengusulkan ke pusat untuk segera dipindahkan ke kawasan yang strategis hingga memudahkan pengawasan namun hingga kini belum ada titik terang”, aku Suzana Wanggai seraya mengaku awalnya itu hanya sementara dan berharap segera dibangun PLB laut .
Belum dipastikan kapan pembangunan pos lintas batas laut diwujudkan, jelas Suzana Wanggai.
Baca juga: Warga perbatasan di Nunukan minta pos lintas batas di patok 478
Kanim Jayapura: Keberadaan PLB Laut di Hamadi tidak strategis
7 November 2019 21:55 WIB
Kepala Imigrasi Jayapura Gatut Setiawan saat memberikan keterangan terkait pengawasan di perbatasan RI-PNG, Kamis (7/11) (ANTARA/Evarukdijati)
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: