Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi XI DPR Anis Byarwati meminta pemerintah serius memberikan perhatian terhadap industri ekonomi syariah, di mana kehadiran Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang dibentuk oleh pemerintah, seharusnya membuat industri keuangan syariah berkembang pesat.

“KNKS telah meluncurkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 (MEKSI) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pengembangan ekonomi syariah dengan merekomendasikan beberapa poin kegiatan,” kata Anis lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Dalam hal ini, Anis menyoroti salah satu program nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yaitu KNKS, di mana Bappenas menjadi sekretaris dewan penasehatnya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2016.

Program tersebut di antaranya penguatan halal value chain, penguatan sektor ekonomi syariah, penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta penguatan di bidang ekonomi digital perdagangan (e-commerce) dan keuangan (teknologi financial).

Anis menyampaikan kenyataan di lapangan dengan menyebutkan data mengenai kondisi industri keuangan syariah di Indonesia yang cenderung masih jalan di tempat.

Data terbaru yang disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan pangsa pasar keuangan syariah baru mencapai 8,69 persen dari total pasar keuangan nasional.

"Dari jumlah tersebut, pangsa pasar perbankan syariah tercatat hanya 5,94 persen. Sedangkan sisanya atau sebesar 2,75 persen merupakan pangsa pasar nonperbankan syariah," jelas Anis.

Kondisi tersebut dipicu oleh berbagai faktor, di antaranya permodalan keuangan syariah masih minim dibandingkan dengan bisnis keuangan konvensional.

Minimnya permodalan menyebabkan industri keuangan syariah menghadapi permasalahan kedua yakni infrastruktur teknologi yang tidak kompetitif dibandingkan industri keuangan konvensional.

"Karena modal kecil otomatis ruang gerak industri keuangan syariah menjadi sangat terbatas sehingga sulit bagi industri ini untuk berkembang," katanya.

Faktor lain yang menjadikan industri ekonomi syariah masih tertinggal adalah unsur layanan dan kecepatan jasa keuangan syariah yang masih jauh tertinggal dibandingkan industri keuangan konvensional.

"Layanan dan jasa keuangan syariah juga perlu terus dibenahi agar dapat sejajar dengan layanan dan jasa keuangan konvensional. Layanan yang lebih cepat dan memuaskan, akan menarik nasabah untuk memilih jasa keuangan syariah, bukan karena faktor emosional akan tetapi karena kualitas," tegas Anis.

Hal lain yang menjadi alasan perlunya pemerintah memberikan perhatian terhadap ekonomi syariah karena ekonomi syariah, khususnya perbankan syariah, telah terbukti sangat diminati oleh dunia perbankan.

Banyak bank konvensional yang membuka unit syariah sebagai salah satu unit usahanya. Demikian juga dengan produk halal bahkan wisata kuliner halal yang merupakan bagian dari industri ekonomi syariah mulai berkembang dan mempengaruhi ekonomi nasional.

Oleh karena itu Anis meminta Bappenas untuk lebih memperhatikan sektor ekonomi syariah dengan meningkatkan kinerjanya sehingga menjadi industri yang kuat menopang perkembangan ekonomi nasional.