Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menginginkan kesenjangan hasil produksi antara petambak dengan modal besar dengan petambak rakyat di berbagai daerah dapat diperkecil sehingga tingkat produktivitasnya sama-sama tinggi.

"Masih banyak yang harus perlu kita perbaiki dan benahi, seperti di budidaya udang," kata Edhy Prabowo dalam acara peluncuran buku "Total Akuakultur" dalam rangkaian acara Indoaqua 2019 di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, ada kesenjangan yang luar biasa besar antara hasil produksi petambak udang rakyat dengan petambak besar yang menggunakan sistem intensif dengan menggunakan teknologi yang lebih maju.

Edhy mengungkapkan, hasil udang petambak dengan sistem intensif bisa mencapai sekitar 50-60 ton setahun, sedangkan hasil produksi petambak rakyat itu kerap paling bagus 1 ton per tahun.

Baca juga: Petambak udang bergairah lagi

Bila kesenjangan itu dapat diatasi dan tingkat produktivitas petambak rakyat juga semakin meningkat, maka diyakini akan terdapat tambahan devisa negara yang luar biasa besar jumlahnya.

Menteri Kelautan dan Perikanan juga mengajak agar semakin banyak anak muda yang ke depannya tertarik untuk menjadi pembudidaya komoditas sektor kelautan dan perikanan.

Sebelumnya, KKP terus mendorong pengembangan budidaya udang jerbung dengan cara antara lain memberikan bantuan dan pendampingan kepada pembudidaya.

"Udang jerbung merupakan komoditas yang tepat untuk dikembangkan di Indonesia karena ketersediaan induk hampir tersedia di seluruh wilayah perairan Indonesia, sehingga memudahkan untuk dilakukan pengembangan," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto.

Menurut Slamet Soebjakto, selain merupakan jenis udang lokal asli Indonesia, secara teknis komoditas ini mempunyai potensi ekonomi yang lebih menguntungkan dengan biaya produksi usaha yang lebih efisien serta lebih tahan terhadap penyakit.

Sebagaimana diketahui, udang merupakan komoditas utama penopang kinerja ekspor produk perikanan Indonesia. Volume ekspor udang pada tahun 2018 mencapai 197,42 ribu ton atau 17,53 persen dari total ekspor produk perikanan Indonesia.

Sementara nilai ekspor udang pada tahun yang sama yaitu sebesar 1,74 miliar dolar AS, yang merupakan 35,84 persen dari total nilai ekspor produk perikanan Indonesia atau memiliki nilai tertinggi di antara komoditas lainnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPR RI Salim Fakhry mengapresiasi kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terkait dengan capaian yang dihasilkan sektor perikanan budi daya nasional yang dinilai berjalan dengan baik dan berdampak langsung terhadap perekonomian warga.

"Jika kita lihat produksi perikanan budidaya di Indonesia, pada tahun 2019 triwulan I tercatat naik sebanyak 3,03 persen atau sebesar 4,65 juta ton dibandingkan dengan tahun 2018 triwulan I sebesar 4,56 juta ton. Dan jika dibandingkan dengan waktu yang sama, produksi perikanan tangkap hanya mencapai 1,9 juta ton," kata Salim Fakhry.

Menurut Fakhry, hal itu berarti bahwa produksi perikanan budidaya nasional sudah dapat dikatakan mendahului atau berada di atas produksi perikanan tangkap di Tanah Air.

Baca juga: Petambak udang-bandeng Marunda pantau laut antisipasi tumpahan minyak
Baca juga: Petambak udang Bratasena maksimalkan bantuan modal dari Pertamina