Menristek dorong dunia usaha kembangkan model bisnis baru
7 November 2019 00:03 WIB
Menteri Riset Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro (kiri) bersama Deputy bidang Klimatologi BMKG Herizal (kanan) menjadi nara sumber diskusi saat Rapat Koordinasi Kadin Indonesia di Jakarta, Selasa (5/11/2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pd.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mendorong dunia usaha mengembangkan model bisnis baru sebagai bentuk transformasi dan upaya adaptif terhadap kemajuan digital.
"Pemenang adalah dunia usaha yang cepat adaptif dan melakukan transformasi sesegera mungkin ketika dunia yang dihadapi sudah berbeda sama sekali dengan apa yang mereka bayangkan ketika perusahaan tersebut didirikan," kata Bambang dalam acara Indonesia Business Award dengan tema "Business Transformation for Excellence Performance" di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu.
Pada revolusi industri 4.0, dunia usaha akan menghadapi tantangan besar di mana perkembangan digital sudah dan akan diterapkan seluruhnya dalam seluruh dunia industri sehingga melanjutkan bisnis proses baru berbasis digital menghasilkan produk berkualitas serta mencapai produktivitas yang tinggi.
"Jadi bagian dari transformasi tadi, mau tidak mau bapak ibu harus bisa pertama menciptakan model bisnis baru yang lebih sesuai dengan kemajuan zaman, lebih sesuai dengan revolusi industri ke empat," ujarnya.
Jika sudah berhasil menciptakan suatu proses atau model bisnis baru, maka harus bisa menerapkannya di seluruh jajaran di perusahaaan dan juga bisa menjual ide bisnis ke pasar.
Baca juga: Kadin: Inovasi kunci pengusaha muda kembangkan bisnis di era teknologi
Baca juga: Kepala Bekraf: inovasi bisnis transportasi tak boleh tidur
Oleh karenanya, diperlukan kreativitas dalam menciptakan model baru tapi juga kemampuan dalam menerapkan model bisnis tersebut.
"Ke depan pemanfaatan teknologi itu bukan lagi opsional justru menjadi mandatory, keharusan. Tanpa teknologi perusahaan bapak ibu tidak bisa survive," tutur Bambang.
Dia mendorong badan usaha baik milik negara maupun swasta untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menjalankan bisnisnya dan mendukung terciptanya iklim usaha, iklim kerja dan iklim inovasi yang kondusif di Indonesia.
"Salah satu pokok penting dalam berusaha adalah kemampuan berinovasi yang sangat diperlukan untuk membangun daya saing," katanya.
Di era revolusi industri 4.0, dunia usaha harus memicu inovasi yang lebih intensif lagi dan memanfaatkan kemajuan teknologi secara optimal untuk peningkatan produktivitas.
"Inovasi yang kita harapkan menciptakan terobosan di dalam menjalankan kegiatan usaha di Indonesia dan meningkatkan ekonomi Indonesia secara menyeluruh," ujar Bambang.
Baca juga: Inovasi jadi kunci agar bisnis tetap tumbuh
Baca juga: Belanja Modal Telkom Rp20 Triliun Untuk Inovasi Bisnis
Baca juga: Bisnis online picu Indonesia bersaing di ASEAN
"Pemenang adalah dunia usaha yang cepat adaptif dan melakukan transformasi sesegera mungkin ketika dunia yang dihadapi sudah berbeda sama sekali dengan apa yang mereka bayangkan ketika perusahaan tersebut didirikan," kata Bambang dalam acara Indonesia Business Award dengan tema "Business Transformation for Excellence Performance" di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu.
Pada revolusi industri 4.0, dunia usaha akan menghadapi tantangan besar di mana perkembangan digital sudah dan akan diterapkan seluruhnya dalam seluruh dunia industri sehingga melanjutkan bisnis proses baru berbasis digital menghasilkan produk berkualitas serta mencapai produktivitas yang tinggi.
"Jadi bagian dari transformasi tadi, mau tidak mau bapak ibu harus bisa pertama menciptakan model bisnis baru yang lebih sesuai dengan kemajuan zaman, lebih sesuai dengan revolusi industri ke empat," ujarnya.
Jika sudah berhasil menciptakan suatu proses atau model bisnis baru, maka harus bisa menerapkannya di seluruh jajaran di perusahaaan dan juga bisa menjual ide bisnis ke pasar.
Baca juga: Kadin: Inovasi kunci pengusaha muda kembangkan bisnis di era teknologi
Baca juga: Kepala Bekraf: inovasi bisnis transportasi tak boleh tidur
Oleh karenanya, diperlukan kreativitas dalam menciptakan model baru tapi juga kemampuan dalam menerapkan model bisnis tersebut.
"Ke depan pemanfaatan teknologi itu bukan lagi opsional justru menjadi mandatory, keharusan. Tanpa teknologi perusahaan bapak ibu tidak bisa survive," tutur Bambang.
Dia mendorong badan usaha baik milik negara maupun swasta untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menjalankan bisnisnya dan mendukung terciptanya iklim usaha, iklim kerja dan iklim inovasi yang kondusif di Indonesia.
"Salah satu pokok penting dalam berusaha adalah kemampuan berinovasi yang sangat diperlukan untuk membangun daya saing," katanya.
Di era revolusi industri 4.0, dunia usaha harus memicu inovasi yang lebih intensif lagi dan memanfaatkan kemajuan teknologi secara optimal untuk peningkatan produktivitas.
"Inovasi yang kita harapkan menciptakan terobosan di dalam menjalankan kegiatan usaha di Indonesia dan meningkatkan ekonomi Indonesia secara menyeluruh," ujar Bambang.
Baca juga: Inovasi jadi kunci agar bisnis tetap tumbuh
Baca juga: Belanja Modal Telkom Rp20 Triliun Untuk Inovasi Bisnis
Baca juga: Bisnis online picu Indonesia bersaing di ASEAN
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: