Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PSSI Komjen Pol. Mochamad Iriawan mengatakan pelatihan perdana wasit dan operator untuk penerapan teknologi video bantuan wasit (VAR) digelar pada akhir November 2019.

“Pada tanggal 27 November 2019 perwakilan FIFA akan datang ke Indonesia untuk pelatihan VAR. Kegiatannya kemungkinan berlangsung selama sembilan bulan,” ujar Iriawan di Jakarta, Rabu.

Oleh karena itu, kata Iriawan, Indonesia baru dapat menerapkan VAR diperkirakan pada akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021.

Baca juga: PSSI pastikan SDM untuk VAR ikuti pelatihan awal tahun 2020

Namun, pria yang biasa disapa Iwan Bule mengingatkan bahwa sama sekali tidak mudah mewujudkan VAR karena selain berkaitan dengan sumber daya manusia, teknologi itu juga menuntut kesiapan infrastruktur.

“Jadi kami mohon masyarakat bersabar. Kita semua ingin sepak bola maju,” kata Iwan.

Penggunaan VAR dianggap penting khususnya di Liga 1 Indonesia demi meningkatkan akurasi wasit dalam mengambil keputusan. Ujungnya, liga dinilai bisa semakin kompetitif.

Namun, Indonesia sampai saat ini belum memiliki wasit atau operator yang tersertifikasi untuk menjalankan prosedur VAR.

Baca juga: BOPI desak Liga dan PSSI segera gunakan VAR

Baca juga: PSSI: rencana penggunaan VAR masuki tahap lanjut


Sebagai gambaran, berdasarkan hukum-hukum pertandingan (Laws of The Game) Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) tahun 2018-2019, penggunaan teknologi VAR harus dilengkapi dengan ruang operasional video (VOR) dan area tinjauan wasit (RRA).

VOR wajib diisi oleh tiga orang, yaitu wasit VAR, asisten wasit VAR dan operator ‘replay’ (RO). Sementara di RRA harus ada satu wasit yang bertugas meninjau kejadian di lapangan. Dan, yang pasti, semua ini harus tersertifikasi.

Artinya, dalam satu pertandingan yang menggunakan VAR, harus ada setidak tujuh wasit yang bekerja, yakni satu wasit lapangan, dua asisten wasit (hakim garis), satu wasit cadangan, wasit VAR, asisten wasit VAR dan wasit peninjau lapangan (RRA).