Jakarta (ANTARA) -- Dalam rangka meningkatkan kesadaran para anggotanya akan pentingnya data statistik asuransi umum di Tanah Air, Badan Pusat Pengelola Data Asuransi Nasional (BPPDAN) menilai penyampaian informasi dan pendekatan bisnis secara non-formal dinilai lebih efektif dibandingkan acara yang bersifat formal seperti acara diskusi atau forum.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BPPDAN Arie Surya Nugraha di acara BPPDAN Forum 2019 yang digelar di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 30-31 Oktober dan 1 November 2019.
"Disitu (acara non-formal) kita punya waktu diskusi yang lebih banyak dan lebih rileks, bahkan memungkinkan anggota untuk menyampaikan unek-unek, sehingga kami dapat menyerap semua aspirasi dalam rangka membangun hubungan bisnis yang lebih baik," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin.
Lewat BPPDAN Forum 2019, BPPDAN mengundang 24 perusahaan asuransi anggota tur ke Kota Kembang, yang diselingi sesi diskusi dan kunjungan untuk melakukan analisa risiko ke sejumlah pelaku usaha terkemuka di kota tersebut.
Melalui serangkaian acara tersebut, lanjut Arie, pihaknya dapat mengumpulkan masukan-masukan dari para anggota untuk BPPDAN yang lebih baik lagi ke depannya, khususnya dalam rangka menyambut BPPDAN Treaty Renewal 2020.
"Pada renewal tersebut, kami mengusulkan sejumlah pembaruan, salah satunya adalah revisi ketentuan sesi wajib, dari yang sebelumnya hanya 2,5 persen atau maksimal Rp500 juta per polis asuransi, menjadi 2,5 persen tanpa batasan nilai," ungkap Arie.
Untuk mendukung revisi ketentuan sesi wajib, pihaknya pun telah melakukan berbagai inovasi, yakni memperkenalkan metode pemodelan stokastik, yang dinilai dapat membantu menghasilkan penetapan tarif premi yang lebih akurat karena membutuhkan informasi yang lengkap dan akurat.
"Selain itu, BPPDAN pun telah meningkatkan Service Level Agreement (SLA), mulai dari respon, proses konfirmasi klaim, hingga pelaporan hasil analisa data yang lebih komprehensif kepada anggota," tuturnya.
Sementara itu, dihubungi pada kesempatan yang berbeda, Claim Manager PT Asuransi Sinarmas Bambang Gunawan menyampaikan, pihaknya mendukung langkah BPPDAN untuk meningkatkan pengolahan data yang lebih baik guna mewujudkan penetapan tarif premi yang lebih baik, dan sesuai untuk masing-masing bisnis dari perusahaan-perusahaan anggotanya.
"Karena tidak ada (tarif premi) yang one size fits all. Jadi, kami pastinya mendukung terpenuhinya pengumpulan data sebanyak mungkin untuk kemajuan industri asuransi nasional," tutupnya.
BPPDAN: Pendekatan non-formal dinilai lebih efektif tingkatkan kesadaran akan pentingnya data statistik
6 November 2019 13:32 WIB
Kepala BPPDAN Arie Surya Nugraha menyampaikan paparannya di sela-sela BPPDAN Forum 2019 di Bandung, Rabu.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019
Tags: