Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi mengalami perlambatan pada triwulan III-2019 atau hanya tumbuh 4,21 persen.

"PMTB tumbuh 4,21 persen dan mengalami perlambatan agak dalam," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Suhariyanto mengatakan bahwa perlambatan ini merupakan yang terendah dibandingkan periode yang sama dalam dua tahun terakhir.

Sebelumnya, laju pertumbuhan PMTB pada periode triwulan III-2017 tercatat sebesar 7,08 persen dan para triwulan III-2018 sebesar 6,96 persen.

Baca juga: BPS sebut tingkat pengangguran Agustus 2019 turun jadi 5,28 persen

Seluruh komponen PMTB dalam periode triwulan III-2019 seperti bangunan, mesin dan perlengkapan, kendaraan, peralatan lainnya, CBR dan produk kekayaan intelektual tercatat mengalami perlambatan.

"Komponen kendaraan bahkan mengalami kontraksi 6,34 persen dibandingkan periode sama tahun 2018 yang tumbuh 4,54 persen," ujarnya.

Meski demikian, ia memproyeksikan kinerja investasi yang melambat ini akan membaik pada triwulan berikutnya seiring dengan kondisi politik yang lebih stabil usai pemerintahan baru.

"PMTB memang melambat pada triwulan tiga, tapi kita berharap pada triwulan empat akan membaik kembali," ujar Suhariyanto.

Baca juga: BPS: Ekonomi Indonesia triwulan III 2019 tumbuh 5,02 persen

Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2019 sebesar 5,02 persen atau sedikit melambat dibandingkan periode sama 2018 sebesar 5,17 persen.

Dalam periode ini, hanya konsumsi rumah tangga yang tumbuh stabil pada kisaran 5,01 persen, karena komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) lainnya melambat.

Selain PMTB, konsumsi pemerintah hanya tumbuh 0,98 persen dan ekspor tercatat naik 0,02 persen pada triwulan III-2019.

Hanya Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh tinggi sebesar 7,44 persen, namun komponen ini hanya menyumbang 1,25 persen dalam struktur PDB.