Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol Idham Azis diminta untuk cermat dalam memilih sosok Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri yang saat ini masih kosong.

Pengamat pertahanan dan keamanan, Anton Aliabbas, di Jakarta, Selasa, mengatakan "merit system" atau sistem prestasi harus menjadi rujukan utama dalam menyeleksi sosok perwira tinggi yang akan menjabat posisi Kabareskrim.

"Guna menjaga pola manajemen karir yang baik, Kapolri semestinya mengedepankan penerapan 'merit system'," kata Anton.

Anton menjelaskan konsistensi penggunaan "merit system" penting dikedepankan Kapolri. Selain mendorong upaya profesionalisme, sistem promosi dan mutasi di tubuh Polri akan menjadi lebih akuntabel dan transparan.

"'Merit system' adalah salah satu bukti konkrit Polri menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik di dalam organisasi," ujar peneliti Imparsial ini.

Menurutnya, langkah ini juga dapat menguatkan soliditas internal Polri karena dugaan adanya titipan politik dalam penempatan pos strategis dapat diminimalisir.

Terlebih, agenda politik pada tahun 2020 mendatang adalah pelaksanaan pilkada serentak.

"Penunjukan sosok Kabareskrim baru ini adalah ujian pertama Idham dalam menjaga dan memelihara independensi Polri," papar Anton.

Dia berharap Kabareskrim yang baru merupakan sosok yang memiliki rekam jejak di dalam dunia reserse.

Hal ini penting untuk menjadi basis kompetensi perwira tinggi yang ditugasi memimpin Bareskrim.

"Pengalaman di reserse tentu akan sangat membantu dalam menghadapi dinamika ancaman yang semakin kompleks seperti kejahatan narkoba dan lainnya," demikian Anton Aliabbas.

Baca juga: Polri: Penunjukan Kabareskrim baru pekan depan

Baca juga: Idham Aziz akan tunjuk Kabareskrim baru tuntaskan kasus Novel

Baca juga: Polri: Investigasi Tim Teknis diserahkan ke Kabareskrim baru