Menristek: Riset fokus ke inovasi yang dibutuhkan masyarakat
4 November 2019 22:01 WIB
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro (kiri) menerima plakat dari Kepala Batan Anhar Riza Antariksawan ketika berkunjung ke Batan, Jakarta Selatan, Senin (4/11) (ANTARA/Prisca Triferna)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI, Bambang PS Brodjonegoro menekankan pemerintah akan memfokuskan riset kepada inovasi yang dibutuhkan masyarakat dan pasar.
"Fokus kami adalah bagaimana kegiatan riset dan litbang sampai kepada inovasi dan komersialisasi produk sejalan dengan kebutuhan masyarakat, agenda pembangunan nasional dan apa yang dibutuhkan oleh market dalam konteks komersialisasi produk," ujar Menristek Bambang Brodjonegoro ketika mengunjungi Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta, Senin.
Menristek mendorong para peneliti agar mulai mempertimbangkan unsur ekonomi dalam menciptakan produk yang mampu bersaing di pasar, tidak hanya sekedar meneliti tapi menciptakan inovasi dengan harga yang kompetitif.
Baca juga: Menristek minta Batan ciptakan produk yang bisa bersaing
Dalam kunjungannya ke Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) itu, Bambang melihat bahwa teknologi nuklir memiliki banyak potensi selain tentu saja untuk menciptakan ketahanan energi.
Dia melihat beberapa potensi yang dimiliki oleh Batan, tidak hanya untuk produksi di hulu seperti varietas pertanian tapi juga kemungkinan hilirisasi dari temuan-temuan lembaga tersebut.
Baca juga: Menristek: Nuklir bisa tingkatkan kesejahteraan rakyat
Banyak produk pangan Batan, ujar mantan kepala Bappenas itu yang bisa membantu petani untuk meningkatkan produktivitas, selain meningkatkan produksi yang menjadi subtitusi produk yang biasa diimpor.
Dia memina kepada Batan agar selain menemukan produk-produk yang dapat menjadi subtitusi juga ikut mempertimbangkan unsur biaya produksi jika akan bersaing dengan produk asli.
Harga kompetitif, kata dia akan membantu untuk membawa orang menggunakan produk subtitusi tersebut.
"Jadi kita berharap temuan-temuan dari Batan akan membuat produk pertanian kita makin berkualitas dan produktivitas meningkat sehingga petani tertolong," ujar Bambang.
Baca juga: Menristek minta Batan agresif kampanyekan nuklir aman
"Fokus kami adalah bagaimana kegiatan riset dan litbang sampai kepada inovasi dan komersialisasi produk sejalan dengan kebutuhan masyarakat, agenda pembangunan nasional dan apa yang dibutuhkan oleh market dalam konteks komersialisasi produk," ujar Menristek Bambang Brodjonegoro ketika mengunjungi Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta, Senin.
Menristek mendorong para peneliti agar mulai mempertimbangkan unsur ekonomi dalam menciptakan produk yang mampu bersaing di pasar, tidak hanya sekedar meneliti tapi menciptakan inovasi dengan harga yang kompetitif.
Baca juga: Menristek minta Batan ciptakan produk yang bisa bersaing
Dalam kunjungannya ke Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) itu, Bambang melihat bahwa teknologi nuklir memiliki banyak potensi selain tentu saja untuk menciptakan ketahanan energi.
Dia melihat beberapa potensi yang dimiliki oleh Batan, tidak hanya untuk produksi di hulu seperti varietas pertanian tapi juga kemungkinan hilirisasi dari temuan-temuan lembaga tersebut.
Baca juga: Menristek: Nuklir bisa tingkatkan kesejahteraan rakyat
Banyak produk pangan Batan, ujar mantan kepala Bappenas itu yang bisa membantu petani untuk meningkatkan produktivitas, selain meningkatkan produksi yang menjadi subtitusi produk yang biasa diimpor.
Dia memina kepada Batan agar selain menemukan produk-produk yang dapat menjadi subtitusi juga ikut mempertimbangkan unsur biaya produksi jika akan bersaing dengan produk asli.
Harga kompetitif, kata dia akan membantu untuk membawa orang menggunakan produk subtitusi tersebut.
"Jadi kita berharap temuan-temuan dari Batan akan membuat produk pertanian kita makin berkualitas dan produktivitas meningkat sehingga petani tertolong," ujar Bambang.
Baca juga: Menristek minta Batan agresif kampanyekan nuklir aman
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019
Tags: