Saninten dan Myzomela Irianawidodoae jadi ikon Kehati Nusantara Expo
4 November 2019 17:14 WIB
Sejumlah narasumber dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersiap memberikan paparan dalam Jumpa Pers di KLHK Jakarta, Senin (4/11/2019). ANTARA/Katriana/am.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan pohon saninten dengan nama latin Castanopsis Argentea Blume A.DC dan burung sesap madu asal Pulau Rote dengan nama latin Myzomela Irianawidodoae akan menjadi ikon dalam acara Keanekaragaman Hayati Nusantara Expo 2019 yang akan digelar dari 8 November hingga 8 Desember 2019 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
"Jenis tumbuhan dan satwa yang akan menjadi ikon pada HCPSN untuk tumbuhan adalah pohon saninten. Kemudian untuk satwa adalah burung sesap madu asal Rote yang dikenal dengan nama Myzomela Irianawidodoae," kata Kabiro Humas KLHK Djati Witjaksono Hadi merujuk kepada Hari Cipta Puspa dan Satwa Nusantara yang digelar setiap 5 November, dalam Jumpa Pers di KLHK Jakarta, Senin.
Ia mengatakan burung asal Pulau Rote itu merupakan jenis burung baru yang ditemukan dan diidentifikasi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2018 dengan mengadopsi nama Ibu Negara Iriana Widodo sebagai nama latin burung burung tersebut.
Baca juga: KLHK ajak generasi milenial kenali keanekaragaman hayati Nusantara
Penggunaan nama Ibu Negara sebagai nama latin burung tersebut, kata Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK Indra Exploitasia, adalah sebagai bentuk penghormatan yang dilakukan oleh LIPI kepada Ibu Negara Iriana Widodo.
"Masih banyak sebenarnya burung yang memang belum ada nama spesiesnya dan banyak yang dikasih nama sesuai nama penemunya. Tapi kali ini dari pihak LIPI mengusulkan nama Ibu Negara yang dijadikan nama burung sesap madu tersebut," katanya menambahkan.
Baca juga: Mendag: Kuliner Nusantara potensial tingkatkan pencapaian TEI 2019
Kemudian, pohon Saninten atau Castanopsis Argentea Blume A.DC dipilih sebagai ikon acara pameran keanekaragaman hayati karena tumbuhan tersebut memiliki pohon yang besar, kayu yang kuat dan biji yang menjadi makanan tupai yang disebarkan dalam rangka regenerasi.
Selain burung sesap madu dan pohon saninten, tikus ompong juga turut menjadi ikon pameran yang juga akan dijadikan sebagai model perangko.
"Kita sudah berkomunikasi dengan PT Pos Indonesia agar bisa disinergikan pada acara pembukaan Kehati Expo sehingga menteri yang hadir membuka acara tersebut akan menandatangani sampul hari pertama jenis satwa yang tahun ini akan dijadikan model perangko," kata Djati Witjaksono Hadi kembali menambahkan.
Baca juga: Pengunjung IBD Expo dimanjakan kopi Nusantara
"Jenis tumbuhan dan satwa yang akan menjadi ikon pada HCPSN untuk tumbuhan adalah pohon saninten. Kemudian untuk satwa adalah burung sesap madu asal Rote yang dikenal dengan nama Myzomela Irianawidodoae," kata Kabiro Humas KLHK Djati Witjaksono Hadi merujuk kepada Hari Cipta Puspa dan Satwa Nusantara yang digelar setiap 5 November, dalam Jumpa Pers di KLHK Jakarta, Senin.
Ia mengatakan burung asal Pulau Rote itu merupakan jenis burung baru yang ditemukan dan diidentifikasi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2018 dengan mengadopsi nama Ibu Negara Iriana Widodo sebagai nama latin burung burung tersebut.
Baca juga: KLHK ajak generasi milenial kenali keanekaragaman hayati Nusantara
Penggunaan nama Ibu Negara sebagai nama latin burung tersebut, kata Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK Indra Exploitasia, adalah sebagai bentuk penghormatan yang dilakukan oleh LIPI kepada Ibu Negara Iriana Widodo.
"Masih banyak sebenarnya burung yang memang belum ada nama spesiesnya dan banyak yang dikasih nama sesuai nama penemunya. Tapi kali ini dari pihak LIPI mengusulkan nama Ibu Negara yang dijadikan nama burung sesap madu tersebut," katanya menambahkan.
Baca juga: Mendag: Kuliner Nusantara potensial tingkatkan pencapaian TEI 2019
Kemudian, pohon Saninten atau Castanopsis Argentea Blume A.DC dipilih sebagai ikon acara pameran keanekaragaman hayati karena tumbuhan tersebut memiliki pohon yang besar, kayu yang kuat dan biji yang menjadi makanan tupai yang disebarkan dalam rangka regenerasi.
Selain burung sesap madu dan pohon saninten, tikus ompong juga turut menjadi ikon pameran yang juga akan dijadikan sebagai model perangko.
"Kita sudah berkomunikasi dengan PT Pos Indonesia agar bisa disinergikan pada acara pembukaan Kehati Expo sehingga menteri yang hadir membuka acara tersebut akan menandatangani sampul hari pertama jenis satwa yang tahun ini akan dijadikan model perangko," kata Djati Witjaksono Hadi kembali menambahkan.
Baca juga: Pengunjung IBD Expo dimanjakan kopi Nusantara
Pewarta: Katriana
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019
Tags: