Palembang (ANTARA) - Kepolisian Daerah Sumatera Selatan secara bertahap menarik personel yang di Bawah Kendali Operasi (BKO) Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) hingga masa tugas satgas berakhir pada 10 November 2019.

"Saat ini pasukan yang di-BKO ke sejumlah kabupaten rawan karhutla sebagian besar masih di lapangan membantu pemadaman serta pembasahan kawasan hutan dan lahan gambut yang terbakar pada musim kemarau dalam beberapa bulan terakhir," kata Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, di Palembang, Senin.

Baca juga: Kapolda Sumsel makan bersama 850 personel satgas Karhutla

Menurut dia, masalah karhutla kini bisa diatasi oleh satgas gabungan dan mulai sering turun hujan, jika kondisi tersebut terus membaik dan dinyatakan benar-benar aman serta tidak perlu ada lagi perpanjangan masa operasional satgas, seluruh pasukan ditarik ke satuan masing-masing.

Musim kemarau pada tahun ini cukup ekstrem sehingga pihaknya beberapa kali menambah pasukan mendukung Satgas Karhutla untuk diturunkan ke sejumlah daerah yang mengalami kebakaran cukup parah seperti Kabupaten Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir.

Baca juga: Polda Sumsel segera selesaikan penyidikan kasus karhutla

Untuk mengatasi masalah tersebut, selain membantu melakukan pemadaman dan pembasahan kawasan hutan dan lahan, pihaknya juga berupaya melakukan penegakan hukum kepada siapapun yang terbukti secara sengaja melakukan pembakaran atau karena kelalaiannya menyebabkan terjadinya karhutla.

"Selama musim kemarau 2019 ini jajaran Polda Sumsel mengamankan 30 tersangka perorangan dan korporasi yang terlibat kasus karhutla. Dari jumlah itu 20 di antaranya telah dilimpahkan kepada jaksa penuntut umum untuk proses hukum lebih lanjut disidangkan ke pengadilan," ujar Supriadi.

Baca juga: Polda Sumsel dalami perusahaan terlibat karhutla

Sebelumnya Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli Bahuri memberikan apresiasi dan makan bersama 850 personel gabungan Satgas Karhutla yang di-BKO-kan mengendalikan dan memadamkan karhutla di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir sebelum ditarik ke markas atau satuan masing-masing.

Makan bersama dan penarikan pasukan yang di-BKO-kan di wilayah kabupaten yang tergolong cukup parah terjadi karhutla pada musim kemarau 2019 ini sebanyak 850 orang dengan perincian Polri 500 personel, TNI 300, BNPB 30, dan Satpol PP 20 personel ditandai dengan apel konsolidasi pasukan BKO karhutla di lapangan Pemkab setempat, Kayu Agung, Minggu (3/11).

Baca juga: Polda Sumsel limpahkan 20 tersangka karhutla

Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan yang terlibat dalam Subsatgas I Karhutla telah melaksanakan pemadaman kebakaran lahan gambut di 28 desa dalam wilayah 12 kecamatan dengan jumlah titik api yang dipadamkan sebanyak 71 titik.

Pasukan gabungan itu berhasil melakukan pemadaman api pada lahan gambut seluas 250 hektare, keberhasilan itu perlu diapresiasi karena dapat menghilangkan kabut asap yang beberapa bulan terakhir menimbulkan gangguan kesehatan dan berbagai aktivitas masyarakat.

"Pasukan yang telah melaksanakan tugas sejak 25 Oktober 2019 hingga 3 November ini jika dihitung harinya pendek, tapi saya tahu betul betapa sulitnya di lapangan dengan segala keterbatasan. Mereka bisa menunjukkan dedikasi dan pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara," ujar jenderal bintang dua itu.