Manado (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), akan cenderung tinggi pada November 2019.

"Menilik perkembangan inflasi hingga bulan Oktober, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara memperkirakan bahwa tekanan inflasi pada bulan November 2019 cenderung tinggi," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Arbonas Hutabarat di Manado, Sabtu.

Baca juga: BI perkirakan inflasi Manado di bawah nasional

Tekanan inflasi, katanya, diperkirakan bersumber dari berlanjutnya kenaikan harga komoditas strategis di Sulawesi Utara.

Selain itu, katanya, faktor cuaca berisiko mempengaruhi produksi komoditas subkelompok bumbu bumbuan.

Namun demikian, normalisasi pasokan bumbu-bumbuan di luar pulau berpotensi mendorong penurunan harga melalui perdagangan antardaerah.

Upaya pengendalian inflasi Sulut akan terus dilakukan Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota se-Sulut.

Mengacu pada roadmap TPID Sulut yang sudah disahkan Gubernur Sulut selaku Ketua TPID Provinsi Sulut serta mengacu pada prinsip ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif (4K), pengendalian harga dilakukan melalui penguatan koordinasi.

Dia mengatakan upaya bersama lainnya dilakukan untuk menjaga ketersediaan pasokan melalui pelaksanaan operasi pasar dan pasar murah khususnya komoditas strategis.

Menurut dia, pihaknya akan menjaga keterjangkauan harga dan memastikan kelancaran distribusi melalui sidak pasar secara reguler, pengelolaan ekspektasi masyarakat dengan perluasan akses informasi harga dan pasokan di pasar.

Memperhatikan perkembangan inflasi hingga Oktober 2019, Kantor Perwakilan Bank lndonesia Provinsi Sulawesi Utara optimistis tingkat inflasi Sulawesi Utara pada 2019 masih dapat dikendalikan dalam rentang sasaran inflasi nasional sebesar 3,5 persen (yoy).

Baca juga: Pacu pertumbuhan ekonomi, BI dorong Sulut tingkatkan kualitas SDM