Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Eksekutif Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa Patricia Espinosa memastikan bahwa Konferensi Perubahan Iklim (Conference of the Parties/COP) ke-25 akan digelar di Madrid, Spanyol, setelah Chile memutuskan mundur menjadi tuan rumah konferensi menyusul demonstrasi berminggu-minggu di negara itu.

Dalam pengumuman yang disiarkan di laman resmi Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC) pada Jumat (1/11), Espinosa menyatakan bahwa COP25 akan diselenggarakan 2 sampai 13 Desember di IFEMA-Feria de Madrid, kawasan ekshibisi dekat di Bandar Udara Internasional Barajas Adolfo Suárez.

Kendati demikian tidak dijelaskan apakah Chile tetap memegang jabatan kepresidenan COP 25 atau jabatan itu juga dialihkan ke Spanyol.

Tidak tertutup kemungkinan Chile akan tetap memegang jabatan itu, sebagaimana Fiji tetap memegang jabatan kepemimpinan COP 23 meski penyelenggaraannya di di Bonn, Jerman.

Baca juga: Indonesia serukan isu kelautan masuk instrumen perubahan iklim

Presiden Chile Sebastián Piñera pada Rabu (30/10) mengumumkan keputusan negaranya mundur menjadi tuan rumah COP 25 karena ingin memprioritaskan upaya menstabilkan ketertiban umum setelah aksi demonstrasi berminggu-minggu untuk menuntut kesejahteraan sosial.

COP 25 merupakan konferensi iklim terakhir untuk mempersiapkan pelaksanaan Kesepakatan Paris hasil COP 21 di Paris tahun 2015.

Kesepakatan iklim yang telah diratifikasi oleh 195 lebih negara dan 185 pihak pelaksanaannya disepakati mulai 2020 hingga 2030 dengan target menurunkan emisi gas rumah kaca untuk menekan kenaikan suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celsius.

Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB ini sekaligus akan menginventarisir kembali sikap negara-negara dan para pihak yang telah meratifikasi Kesepakatan Paris dan berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca global setelah negara seperti Amerika Serikat dan Brazil menyatakan menarik diri dari kesepakatan.

Indonesia memberi perhatian khusus pada pelaksanaan COP25 dan COP26. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki kepentingan besar untuk memasukkan isu laut ke dalam agenda pengendalian perubahan iklim, selaras dengan tema prioritas yang akan diangkat Chile di COP 25, yakni laut, energi terbarukan, ekonomi sirkular, ekosistem, keanekaragaman hayati, dan mobilitas elektronik.

Baca juga:
Spanyol menawarkan diri untuk konferensi perubahan iklim COP25
COP25 batal di Chile, Greta Thunberg terhenti di Amerika Utara