KLB PSSI
Calon ketum PSSI Vijaya Fitriyasa siap jalani proses hukum
1 November 2019 21:40 WIB
Calon Ketua Umum PSSI Periode 2019-2023 Vijaya Fitriyasa menyampaikan visi dan misi kepada media di Jakarta, Rabu (30/10/2019). Penyampaian visi dan misi calon Ketua Umum PSSI kepada awak media itu mengusung tema "Mencari Ketua PSSI yang Ideal". ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.
Jakarta (ANTARA) - Calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 Vijaya Fitriyasa mengatakan, dirinya siap menjalani proses hukum setelah dilaporkan ke pihak polisi dengan dugaan pencemaran nama baik.
“Saya menunggu, kalau dipanggil saya akan datang. Sebagai warga negara yang baik saya akan mengikuti proses hukum,” ujar Vijaya di Jakarta, Jumat.
Vijaya dilaporkan ke Polres Tangerang Selatan oleh seseorang bernama Rahmad Sukendar pada Jumat (1/11) dengan nomor laporan LP/1268/K/XI/2019/SPKT/Res Tangsel dengan dugaan pencemaran nama baik melalui media elektronik terhadap Komisaris Jenderal Polisi Mochamad Iriawan, yang juga salah satu calon ketua umum PSSI 2019-2023.
Baca juga: Diduga fitnah Iwan Bule, Vijaya Fitriyasa dipolisikan
Laporan tersebut diyakini berpangkal dari ucapan Vijaya di acara gelar wicara Mata Najwa yang tayang di stasiun televisi pada Rabu (31/10).
Dalam acara itu, Vijaya menuding Mochamad Iriawan, yang biasa disapa Iwan Bule, bernegosiasi dengan kartel di PSSI untuk memenangkan persaingan menjadi ketua umum PSSI.
“Yang saya sayangkan, Pak Iwan Bule sebagai jenderal polisi bintang tiga harusnya menggunakan momen untuk perbaiki PSSI dan memberantas kartel. Bukan kemudian bernegosiasi dengan kartel supaya terpilih kemudian akhirnya, ya, ‘udah kita atur aja bagaimana bagusnya’. Tidak boleh begini,” kata pemilik 70 persen saham Persis Solo itu dalam Mata Najwa.
Vijaya pun mengklarifikasi perkataannya tersebut. Dia mengatakan, dirinya justru mengucapkan kalimat itu karena sayang dengan Iwan Bule.
Baca juga: Vijaya dilaporkan ke Polrestabes Bandung cemarkan nama baik Iwan Bule
Baca juga: Vijaya Fitriyasa isyaratkan dukung Iwan Bule jadi Ketua Umum PSSI
Dia tidak ingin Iwan ditipu oleh para kartel di PSSI yang ingin memanfaatkan dirinya.
“Kartel ini menipu Pak Iwan. Dahulu Pak Edy Rahmayadi jabatannya juga dipotong di tengah-tengah orang-orang lama ini. Pak Iwan memiliki jejak yang cukup bagus sebagai penegak hukum. Saya bahkan awalnya ingin mendukung Iwan Bule tetapi, kok, ada akomodasi dari kekuatan lama,” kata Vijaya.
Meski demikian, pemilik klub Jakarta United itu menegaskan bahwa kasus hukumnya tidak mengganggu proses pencalonannya untuk menjadi ketua umum PSSI 2019-2023.
“Saya akan tetap maju,” tutur Vijaya.
Kongres pemilihan 15 personel Exco PSSI 2019-2023, yaitu ketua umum, dua wakil ketua umum dan 12 anggota exco digelar pada Sabtu, 2 November 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Adapun 11 calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 adalah Arif Wicaksono, Aven Hinelo, Bernhard Limbong, Benny Erwin, Fary Djemy Francis, La Nyalla Mattalitti, Mochamad Iriawan, Rahim Soekasah, Sarman El Hakim, Vijaya Fitriyasa dan Yesayas Oktavianus.
“Saya menunggu, kalau dipanggil saya akan datang. Sebagai warga negara yang baik saya akan mengikuti proses hukum,” ujar Vijaya di Jakarta, Jumat.
Vijaya dilaporkan ke Polres Tangerang Selatan oleh seseorang bernama Rahmad Sukendar pada Jumat (1/11) dengan nomor laporan LP/1268/K/XI/2019/SPKT/Res Tangsel dengan dugaan pencemaran nama baik melalui media elektronik terhadap Komisaris Jenderal Polisi Mochamad Iriawan, yang juga salah satu calon ketua umum PSSI 2019-2023.
Baca juga: Diduga fitnah Iwan Bule, Vijaya Fitriyasa dipolisikan
Laporan tersebut diyakini berpangkal dari ucapan Vijaya di acara gelar wicara Mata Najwa yang tayang di stasiun televisi pada Rabu (31/10).
Dalam acara itu, Vijaya menuding Mochamad Iriawan, yang biasa disapa Iwan Bule, bernegosiasi dengan kartel di PSSI untuk memenangkan persaingan menjadi ketua umum PSSI.
“Yang saya sayangkan, Pak Iwan Bule sebagai jenderal polisi bintang tiga harusnya menggunakan momen untuk perbaiki PSSI dan memberantas kartel. Bukan kemudian bernegosiasi dengan kartel supaya terpilih kemudian akhirnya, ya, ‘udah kita atur aja bagaimana bagusnya’. Tidak boleh begini,” kata pemilik 70 persen saham Persis Solo itu dalam Mata Najwa.
Vijaya pun mengklarifikasi perkataannya tersebut. Dia mengatakan, dirinya justru mengucapkan kalimat itu karena sayang dengan Iwan Bule.
Baca juga: Vijaya dilaporkan ke Polrestabes Bandung cemarkan nama baik Iwan Bule
Baca juga: Vijaya Fitriyasa isyaratkan dukung Iwan Bule jadi Ketua Umum PSSI
Dia tidak ingin Iwan ditipu oleh para kartel di PSSI yang ingin memanfaatkan dirinya.
“Kartel ini menipu Pak Iwan. Dahulu Pak Edy Rahmayadi jabatannya juga dipotong di tengah-tengah orang-orang lama ini. Pak Iwan memiliki jejak yang cukup bagus sebagai penegak hukum. Saya bahkan awalnya ingin mendukung Iwan Bule tetapi, kok, ada akomodasi dari kekuatan lama,” kata Vijaya.
Meski demikian, pemilik klub Jakarta United itu menegaskan bahwa kasus hukumnya tidak mengganggu proses pencalonannya untuk menjadi ketua umum PSSI 2019-2023.
“Saya akan tetap maju,” tutur Vijaya.
Kongres pemilihan 15 personel Exco PSSI 2019-2023, yaitu ketua umum, dua wakil ketua umum dan 12 anggota exco digelar pada Sabtu, 2 November 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Adapun 11 calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 adalah Arif Wicaksono, Aven Hinelo, Bernhard Limbong, Benny Erwin, Fary Djemy Francis, La Nyalla Mattalitti, Mochamad Iriawan, Rahim Soekasah, Sarman El Hakim, Vijaya Fitriyasa dan Yesayas Oktavianus.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019
Tags: