Jakarta (ANTARA) - Perguruan Besar Lembaga Karate-Do Indonesia (PB Lemkari) akan menggelar kejuaraan tingkat nasional bertajuk Kwarnus Cup dan Piala Anton Lesiangi 2019 untuk pertama kalinya di GOR Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, pada 8-10 November.

"Sejauh ini sudah ada 22 provinsi yang mendaftar, tapi pendaftaran terakhir untuk atlet, pelatih, wasit, juri dan untuk ujian itu tanggal lima. Mungkin akan ada penambahan lagi," tutur Sekretaris Jenderal PB Lemkari Rosi Nurasjati dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Kejuaraan ini diharapkan bisa menjaring bibit-bibit karateka yang kelak bisa memberikan sumbangsih bagi Merah Putih di kancah nasional dan internasional.

"Kalau bicara kejuaraan ya tentu kami juga mencari bibit baru, yang kami harap nanti bisa menjadi karateka besar. Dulu Lemkari sudah berhasil mencetak atlet-atlet besar, kini harapannya ini bisa terulang lagi," katanya menambahkan.

Baca juga: PB Lemkari targetkan 400 karateka turun di Piala Anton Lesiangi 2019

Selain untuk berkompetisi, kejuaraan ini juga sebagai wadah silaturahmi bagi pengurus dan atlet lintas generasi yang sudah lama tidak berkumpul untuk berdiskusi atau bertukar pikiran demi kemajuan cabang olahraga ini di dalam negeri.

Rosi mengakui ada "missing link" dalam kepengurusan dan keanggotaan PB Lemkari, sehingga celah komunikasi antara anggota junior dan senior tersebut ingin disambung kembali melalui Piala Anton Lesiangi I ini.

"Ini ajang bagi kami untuk mengumpulkan para atlet dan pengurus, dari yang paling muda hingga tertua, serta dari pusat dan daerah. Atlet yang muda pasti tidak tahu siapa saja pengurus yang senior, jangan sampai hanya kenal dari catatan dokumentasi saja. Makanya kami juga kumpulkan mereka di acara besok," kata juara dua kali karate tingkat Asia ini.

Baca juga: Karateka junior asal Deliserdang wakili Indonesia ke Belgia

Selain Rosi, yang kini aktif sebagai Sekjen, PB Lemkari juga sudah mencetak sejumlah karateka berprestasi lainnya sejak didirikan tahun 1970 oleh Anton Lesiangi, seperti Aneke Mantiri dan Taroreh bersaudara.

Kejuaraan ini rencananya akan mempertandingkan sebanyak 69 kelas dalam tujuh kategori, termasuk kumite dan kata, baik individu dan beregu.

Hingga hari Jumat, Rosi memaparkan sudah ada sekitar 250 orang, namun ia memperkirakan jumpah peserta bisa bertambah menjadi sekitar 300-400 orang.

"Kami tidak mau berharap peserta mencapai ribuan, tapi kalau memang nanti ternyata pesertanya lebih banyak ya itu lebih baik," pungkas Rosi.

Baca juga: Karateka cilik Indonesia raih juara di Praha

Baca juga: Ribuan karateka pecahkan rekor MURI di Banjarmasin