Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan mencatat terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) pada kelompok bahan makanan yang berdampak terhadap laju inflasi di Oktober 2019 sebesar 0,7 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Yos Rusdiansyah di Makassar, Jumat, mengatakan lima kota dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan menjadi sampel untuk mendata tingkat inflasi maupun deflasi provinsi.

"Dari lima kota, dua mengalami inflasi dan tiga kota lainnya deflasi. Inflasi tertinggi itu di Kota Makassar dengan 0,10 persen," ujarnya.

Dia menjelaskan, terdapat 10 komoditas yang menjadi pendorong inflasi dan di peringkat pertama atau tertinggi adalah kebutuhan dapur khususnya bahan makanan.

Kelompok bahan makanan sangat tinggi memicu inflasi Sulsel pada Oktober ini. "Biasanya ini dipengaruhi banyak faktor, bisa cuaca dan bisa juga karena permintaan meningkat," katanya.

Baca juga: BPS: Inflasi Sulsel selama delapan bulan 2,28 persen
Baca juga: Industri manufaktur Sulsel triwulan II turun 4,89 Persen


Yos menyebutkan kelompok bahan makanan menyumbang inflasi 0,41 persen, diikuti kelompok kesehatan (0,12 persen); kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,09 persen).

Sedangkan dua kelompok pengeluaran lainnya, yakni sandang serta kelompok transportasi, komunikasi dan keuangan masing-masing mengalami deflasi 0,29 persen dan 0,27 persen.

Dengan inflasi 0,07 persen, maka laju inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2019 di Sulawesi Selatan tercatat sebesar 2,20 persen dan laju inflasi year on year (yoy) sebesar 3,36 persen.