Pekanbaru (ANTARA) - Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa Provinsi Riau pada Oktober 2019 mengalami deflasi sebesar -0,07 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 140,47.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misfaruddin di Pekanbaru, Jumat, mengatakan bahwa terjadi penurunan indeks harga konsumen yang cukup signifikan terutama pada kelompok bahan pangan yang menjadi pemicu utama deflas, yang artinya harga kebutuhan bahan pangan turun dan nilai uang bertambah.
"Deflasi Riau pada Oktober 2019 sebesar -0,07 persen terjadi karena ada penurunan indeks harga konsumen yang cukup signifikan pada kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar -0,47 persen," katanya.
Ia mengatakan deflasi juga terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yakni sebesar -0,09 persen, kelompok sandang sebesar -0,01 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar -0,003 persen.
Baca juga: BPS : Makanan jadi hingga rokok sumbang inflasi Oktober 0,02 persen
"Komoditas yang memberikan andil terjadinya deflasi di Riau antara lain cabai merah, kentang, cabai rawit, cabai hijau, ikan mujair, udang basah, tarif bioskop, jeruk, daging sapi, telur ayam ras dan lain-lain," ujar Misfarudidn.
Pada Oktober ada tiga kelompok lainnya yang mengalami inflasi, atau kenaikan harga, yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,33 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen.
"Komoditas yang memberi andil inflasi antara lain: daging ayam ras, bawang merah, ikan serai, beras, ikan tongkol, ayam hidup, harga mobil dan lain-lain," katanya.
Ia menjelaskan Inflasi Tahun Kalender Provinsi Riau mencapai 2,76 persen, dan Inflasi "Year on Year" atau Oktober 2019 terhadap Oktober 2018 sebesar 3,50 persen.
BPS menentukan inflasi/deflasi di Riau dengan menghitung IHK dari tiga kota besar di daerah tersebut, yakni Kota Pekanbaru, Tembilahan, dan Dumai.
Pada Oktober dua kota mengalami deflasi, yakni Kota Pekanbaru sebesar -0,04 persen dan Kota Tembilahan sebesar -0,59 persen. Sedangkan Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 0,05 persen.
Baca juga: BPS: Jateng alami inflasi 0,01 persen pada Oktober 2019
Ia menambahkan, Kota Tembilahan tercatat sebagai kota tertinggi yang mengalami deflasi dari 23 kota di Sumatera yang dihitung IHK oleh BPS. Dari jumlah tersebut, 13 kota di Sumatera mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Tembilahan, diikuti oleh Kota Bengkulu sebesar -0,56 persen dan Kota Sibolga sebesar -0,37 persen. Deflasi terendah terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar -0,02 persen.
Di Indonesia, dari 82 kota yang menghitung IHK, 39 kota mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Balikpapan sebesar -0,69 persen. Kota Tembilahan dan Kota Kendari berada pada peringkat dua yang masing-masing sebesar -0,59 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Palopo sebesar -0,01 persen.
Riau alami deflasi -0,07 persen pada Oktober
1 November 2019 14:15 WIB
Ilustrasi- Deflasi (*)
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: