Menko Kemaritiman ajak masyarakat perangi sampah plastik
1 November 2019 07:37 WIB
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan bersama dengan delegasi dari Negara-negara anggota AIS, turut menyaksikan aksi bersih sampah di Pantai Karang Ria, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (31/10/2019). Aksi ini merupakan rangkaian kegiatan dalam konferensi AIS. (foto: Humas Kemenko Kemaritiman dan Investasi) (1)
Manado (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengajak masyarakat memerangi sampah plastik dan tidak dibuang ke laut.
"Sekarang Citarum menjadi model penghijauan juga di hulunya. Kalau hulunya tidak dihijaukan, airnya tidak ada. Kalau sekarang anda pergi ke sana dibandingkan dengan awal kita mulai atau dua tahun lalu bedanya sangat besar sekali," ujar Luhut di Manado, Jumat.
Namun demikian, Luhut menyampaikan pemerintah masih belum puas karena masih ada juga perusahaan-perusahaan yang membuang limbahnya ke sungai.
Baca juga: Luhut undang anggota Forum AIS lihat progres penanganan Sungai Citarum
"Sekarang kita sudah minta Kapolda untuk memproses mereka dan dipidanakan. Sudah cukup diingatkan, sekarang perusahaan-perusahaan atau pemimpin perusahaan yang membuang limbahnya ke sungai harus diproses," ujarnya.
Sehari sebelumnya, Menko Biang Kemaritiman dan Investasi meresmikan kegiatan Bersih Pantai Manado di Kelurahan Karangria.
Kegiatan yang melibatkan ratusan aparat TNI, Polri, ASN, BUMN, serta komunitas peduli lingkungan di Manado ini juga diikuti oleh delegasi peserta Forum Archipelagic Island States (AIS) atau Forum Negara-negara Pulau dan Kepulauan.
Baca juga: Pemerintah ajukan skema pungutan baru sampah di laut
"Masih banyak masalah. Sampah tadi sudah terlihat relatif berkurang banyak bila dibandingkan dengan tahun lalu," ujarnya.
Dia berharap gerakan seperti ini tidak berhenti dan terus mengingatkan semua elemen bangsa melihat bahwa sampah adalah musuh bersama.
"Jadi bukan musuh satu kelompok.Tidak ada urusan dengan agama, dengan suku ya dengan apa saja. Ini semua musuh kita bersama. Dan ini juga penting untuk mengingatkan bangsa ini," katanya.
Baca juga: Indonesia-Belanda luncurkan program kurangi sampah plastik sungai
"Sekarang Citarum menjadi model penghijauan juga di hulunya. Kalau hulunya tidak dihijaukan, airnya tidak ada. Kalau sekarang anda pergi ke sana dibandingkan dengan awal kita mulai atau dua tahun lalu bedanya sangat besar sekali," ujar Luhut di Manado, Jumat.
Namun demikian, Luhut menyampaikan pemerintah masih belum puas karena masih ada juga perusahaan-perusahaan yang membuang limbahnya ke sungai.
Baca juga: Luhut undang anggota Forum AIS lihat progres penanganan Sungai Citarum
"Sekarang kita sudah minta Kapolda untuk memproses mereka dan dipidanakan. Sudah cukup diingatkan, sekarang perusahaan-perusahaan atau pemimpin perusahaan yang membuang limbahnya ke sungai harus diproses," ujarnya.
Sehari sebelumnya, Menko Biang Kemaritiman dan Investasi meresmikan kegiatan Bersih Pantai Manado di Kelurahan Karangria.
Kegiatan yang melibatkan ratusan aparat TNI, Polri, ASN, BUMN, serta komunitas peduli lingkungan di Manado ini juga diikuti oleh delegasi peserta Forum Archipelagic Island States (AIS) atau Forum Negara-negara Pulau dan Kepulauan.
Baca juga: Pemerintah ajukan skema pungutan baru sampah di laut
"Masih banyak masalah. Sampah tadi sudah terlihat relatif berkurang banyak bila dibandingkan dengan tahun lalu," ujarnya.
Dia berharap gerakan seperti ini tidak berhenti dan terus mengingatkan semua elemen bangsa melihat bahwa sampah adalah musuh bersama.
"Jadi bukan musuh satu kelompok.Tidak ada urusan dengan agama, dengan suku ya dengan apa saja. Ini semua musuh kita bersama. Dan ini juga penting untuk mengingatkan bangsa ini," katanya.
Baca juga: Indonesia-Belanda luncurkan program kurangi sampah plastik sungai
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019
Tags: