Menristek: riset-inovasi dorong sektor manufaktur lebih kompetitif
1 November 2019 02:03 WIB
Menristek Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro (kanan) usai membuka Acara "The 11th Joint Workshop Group on Higher Education, Research, Innovation, and Entrepreneurship" di Makassar, Kamis,(31/10). ANTARA/Abd Kadir
Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan hasil riset dan inovasi harus mampu mendukung sektor manufaktur tumbuh lebih kompetitif.
"Kita harapkan hasil riset bisa keluar dalam bentuk produk yang punya daya saing karena sudah dilakukan RnD (penelitian dan pengembangan) yang mendalam supaya sekalian menunjang sektor manufaktur kita lebih kompetitif," kata Menteri Bambang kepada wartawan di sela-sela peluncuran Asosiasi Alumni University of Washington di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (31/10) malam.
Baca juga: Menristek fokus cari format Badan Riset Inovasi Nasional
Menristek Bambang mengatakan melalui BRIN, ke depan akan menciptakan integrasi antara riset dengan inovasi. Hasil riset dan inovasi tersebut harus mampu menjadi solusi bagi munculnya produk-produk yang bernilai tambah dan bernilai ekonomi tinggi untuk kemajuan Indonesia.
Dia menginginkan riset tidak berhenti hanya di hulu tetapi sampai ke hilir, artinya tidak berhenti hanya pada penelitian tetapi menghasilkan produk kompetitif yang bisa mengisi pasar dalam negeri dan menggantikan barang-barang impor.
Baca juga: Indonesia-Prancis perkuat kerja sama riset dan inovasi
Sentuhan hasil riset dan inovasi serta penerapan teknologi diharapkan dapat menciptakan industri manufaktur yang berdaya saing dengan pengolahan bahan baku dari sumber daya alam Indonesia yang melimpah. "RnD adalah kunci untuk menang berkompetisi," ujarnya.
Secara pribadi, Menristek Bambang masih bertanya-tanya produk buatan Indonesia yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju, misalnya Korea dengan produk Samsung, Jepang dan Eropa dengan produk otomotifnya.
Baca juga: Menristek dukung inovasi pertanian tingkatkan kesejahteraan masyarakat
"Jenia produk apa yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju bagi saya itu masih tanda tanya besar, bisa digital, bisa manufaktur," tuturnya.
Dia mengatakan waktunya bagi masyarakat Indonesia untuk menemukan jawaban atas produk yang akan membawa Indonesia maju dan kompetitif di dunia. Masyarakat Indonesia harus memiliki mentalitas untuk menjadi negara maju dan dapat mendukung kewirausahaan di sektor manufaktur.
Baca juga: Menristek dorong penguatan ekosistem riset-inovasi dengan "startup"
Menurut Bambang, bagaimanapun persaingan bidang manufaktur saat ini sudah sangat berat. Indonesia harus mempunyai kemampuan bersaing di sektor manufaktur, jika ingin menjadi negara maju.
Untuk itu, jumlah wirausaha di sektor manufaktur juga harus didorong lebih banyak karena saat ini jumlahnya masih sangat terbatas. Penelitian dan pengembangan di sektor manufaktur dan sektor lain yang berkaitan juga harus diperkuat.
"Jumlah wirausaha yang sangat terbatas tadi terutama yang masuk manufaktur, karena wirausaha di manufaktur memang membutuhkan ketekunan dan daya tahan yang mungkin berbeda di bidang lainnya," kata Bambang.
"Kita harapkan hasil riset bisa keluar dalam bentuk produk yang punya daya saing karena sudah dilakukan RnD (penelitian dan pengembangan) yang mendalam supaya sekalian menunjang sektor manufaktur kita lebih kompetitif," kata Menteri Bambang kepada wartawan di sela-sela peluncuran Asosiasi Alumni University of Washington di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (31/10) malam.
Baca juga: Menristek fokus cari format Badan Riset Inovasi Nasional
Menristek Bambang mengatakan melalui BRIN, ke depan akan menciptakan integrasi antara riset dengan inovasi. Hasil riset dan inovasi tersebut harus mampu menjadi solusi bagi munculnya produk-produk yang bernilai tambah dan bernilai ekonomi tinggi untuk kemajuan Indonesia.
Dia menginginkan riset tidak berhenti hanya di hulu tetapi sampai ke hilir, artinya tidak berhenti hanya pada penelitian tetapi menghasilkan produk kompetitif yang bisa mengisi pasar dalam negeri dan menggantikan barang-barang impor.
Baca juga: Indonesia-Prancis perkuat kerja sama riset dan inovasi
Sentuhan hasil riset dan inovasi serta penerapan teknologi diharapkan dapat menciptakan industri manufaktur yang berdaya saing dengan pengolahan bahan baku dari sumber daya alam Indonesia yang melimpah. "RnD adalah kunci untuk menang berkompetisi," ujarnya.
Secara pribadi, Menristek Bambang masih bertanya-tanya produk buatan Indonesia yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju, misalnya Korea dengan produk Samsung, Jepang dan Eropa dengan produk otomotifnya.
Baca juga: Menristek dukung inovasi pertanian tingkatkan kesejahteraan masyarakat
"Jenia produk apa yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju bagi saya itu masih tanda tanya besar, bisa digital, bisa manufaktur," tuturnya.
Dia mengatakan waktunya bagi masyarakat Indonesia untuk menemukan jawaban atas produk yang akan membawa Indonesia maju dan kompetitif di dunia. Masyarakat Indonesia harus memiliki mentalitas untuk menjadi negara maju dan dapat mendukung kewirausahaan di sektor manufaktur.
Baca juga: Menristek dorong penguatan ekosistem riset-inovasi dengan "startup"
Menurut Bambang, bagaimanapun persaingan bidang manufaktur saat ini sudah sangat berat. Indonesia harus mempunyai kemampuan bersaing di sektor manufaktur, jika ingin menjadi negara maju.
Untuk itu, jumlah wirausaha di sektor manufaktur juga harus didorong lebih banyak karena saat ini jumlahnya masih sangat terbatas. Penelitian dan pengembangan di sektor manufaktur dan sektor lain yang berkaitan juga harus diperkuat.
"Jumlah wirausaha yang sangat terbatas tadi terutama yang masuk manufaktur, karena wirausaha di manufaktur memang membutuhkan ketekunan dan daya tahan yang mungkin berbeda di bidang lainnya," kata Bambang.
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: