Jakarta (ANTARA) - Saat ini ada kelompok pasar baru yang khas di Indonesia, yakni milenial muslim kelas menengah atas dengan karakter salah satunya berlibur kapan saja dan di mana saja, menurut peneliti Alvara Research Center Lilik Purwandi.

Lilik menuturkan, para milenial muslim itu umumnya religius, terbuka secara pemikiran dan mapan dari sisi finansial.

Kelompok yang jumlahnya mencapai 45,8 juta itu juga memiliki ketergantungan pada internet sehingga memungkinkan berlibur secara spontan.

"Generasi muda lebih banyak dari sedikit dewasa. Karakternya? Kreatif, percaya diri, kecanduan pada internet, mudah berpaling hati dan suka liburan," ujar dia di Jakarta, Kamis.

Data dari Alvara Center pada 2019 memperlihatkan, hobi kebanyakan para muslim milenial itu yakni berwisata kuliner (32,9 persen), berolahraga (33,4 persen), dan berlibur (14,4 persen).

"Khusus untuk liburan, sebanyak 26,2 juta dari mereka mengaku sekali atau dua kali setahun berlibur," kata Lilik.

Sementara hobi lainnya yakni menonton film (13,7 persen), berfoto (6,3 persen), dan bermain musik (6,1 persen).

Untuk destinasi liburan, kebanyakan kelompok milenial itu cenderung memilih kawasan Asia Tenggara karena pertimbangan biaya yang relatif lebih terjangkau dan tak perlu mengurus visa.

"Asia Tenggara cost nya lebih murah, tanpa visa. Cukup punya paspor saja sudah bisa pergi, apalagi Malaysia dan Thailand rutenya bisa langsung, begitu juga Singapura," ujarnya.

Dalam memilih penginapan, mereka cenderung akan mencari yang ramah muslim dan kenyamanan menjadi hal utama diikuti fasilitas, lokasi dan harga.

Menurut dia, pada tahun 2020 sebanyak 34 persen dari total populasi masyarakat Indonesia adalah para milenial (usia 19-39 tahun) dan mereka ini menjadi pasar baru untuk pelaku industri pariwisata, khususnya di bidang akomodasi syariah.

Baca juga: Hotel syariah mulai dicari pelancong non-muslim, apa alasannya?