Kementerian PUPR rehabilitasi saluran irigasi Gumbasa pascalikuefaksi
31 Oktober 2019 16:55 WIB
Sejumlah pekerja menyelesaikan pengecoran lantai dasar saluran irigasi di Gumabasa di, Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (15/10/2019). ANTARA FOTO/Basri Marzuki/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merehabilitasi dan merekonstruksi bendungan dan saluran irigasi di Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, setelah bencana gempa bumi dan likuefaksi yang melanda daerah tersebut pada tahun 2018.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa irigasi akan segera berfungsi di kawasan hulu Gumbasa untuk mengairi lahan pertanian subur seluas 1.070 hektare.
Sedangkan total layanan daerah irigasi Gumbasa dari hulu hingga ke hilir adalah sekitar 8.180 hektare.
Sementara itu, Kepala Satgas Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di Sulteng Arie Setiadi Moerwanto mengatakan bahwa daerah irigasi Gumbasa harus diprioritaskan dalam rangka pemulihan ekonomi lokal.
Baca juga: Pemerintah targetkan irigasi Gumbasa selesai dibangun 2020
Baca juga: Irigasi Gumbasa rusak akibat gempa, pertanian di Sigi banyak terlantar
"Masyarakat Sigi harus pulih dan meningkat penghidupannya, serta mengatakan sangat terbantu dengan irigasi tersebut," ujarnya.
Direktur Irigasi dan Rawa, Ditjen SDA, Mochammad Mazid mengatakan daerah irigasi Gumbasa yang dibangun pada tahun 1931 mulanya hanya berupa free intake dengan suplai air dari Sungai Gumbasa, kemudian oleh Departemen PU dibangun menjadi bendung permanen pada tahun 1976.
Oleh karena pemanfaatannya sudah cukup lama maka saat ini dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi yang terbagi dalam dua tahap. Tahap I berupa rehab bendung dan saluran untuk areal pertanian seluas 1.070 hektare.
Kegiatan rehabilitasi meliputi Perbaikan Intake, Gravel Trap, Sand Trap, Saluran Induk (7.168 m), Saluran Sekunder Ramba (996 m), Saluran Sekunder Kalawara (492,6 m), dan Saluran Sekunder Kalulu Lau (1.124,8 m), Saluran Pembuang Pandere (1.166 m), dan Saluran Pembuang Sibowi (1.500 m).
Sedangkan untuk tahap II akan difokuskan pada pekerjaan pembangunan saluran irigasi untuk melayani sekitar 7.100 ha area pertanian potensial.
Pekerjaan tahap pertama menelan biaya Rp152 miliar yang bersumber dari APBN dengan progres fisik sebesar 82 persen dan ditargetkan selesai pada Desember 2019.
Sedangkan untuk tahap II, akan dilakukan Perencanaan Desain Teknis melalui Program ESP Loan ADB pada periode Desember 2019 hingga Agustus 2020. Sedangkan konstruksinya akan di mulai pada Mei 2020 dan ditargetkan selesai pada November 2021.
Daerah irigasi Gumbasa terletak di area lembah Palu yang memanjang dari kaki hulu Sungai Gumbasa mengalir hingga Sungai Kawatuna di Kota Palu. Secara administratif, daerah irigasi Gumbasa melayani lima kecamatan yang berada di Kabupaten Sigi dan Kota Palu yaitu, Kecamatan Gumbasa,Tanambulaya, Dolo, Sigi Biromaru dan Palu Selatan serta memiliki luas irigasi potensial 8.180 ha.
Baca juga: PUPR gunakan teknologi Bendung Modular di jaringan irigasi
Baca juga: PUPR sebut lahan pertanian beririgasi teknis tak terdampak kekeringan
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa irigasi akan segera berfungsi di kawasan hulu Gumbasa untuk mengairi lahan pertanian subur seluas 1.070 hektare.
Sedangkan total layanan daerah irigasi Gumbasa dari hulu hingga ke hilir adalah sekitar 8.180 hektare.
Sementara itu, Kepala Satgas Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di Sulteng Arie Setiadi Moerwanto mengatakan bahwa daerah irigasi Gumbasa harus diprioritaskan dalam rangka pemulihan ekonomi lokal.
Baca juga: Pemerintah targetkan irigasi Gumbasa selesai dibangun 2020
Baca juga: Irigasi Gumbasa rusak akibat gempa, pertanian di Sigi banyak terlantar
"Masyarakat Sigi harus pulih dan meningkat penghidupannya, serta mengatakan sangat terbantu dengan irigasi tersebut," ujarnya.
Direktur Irigasi dan Rawa, Ditjen SDA, Mochammad Mazid mengatakan daerah irigasi Gumbasa yang dibangun pada tahun 1931 mulanya hanya berupa free intake dengan suplai air dari Sungai Gumbasa, kemudian oleh Departemen PU dibangun menjadi bendung permanen pada tahun 1976.
Oleh karena pemanfaatannya sudah cukup lama maka saat ini dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi yang terbagi dalam dua tahap. Tahap I berupa rehab bendung dan saluran untuk areal pertanian seluas 1.070 hektare.
Kegiatan rehabilitasi meliputi Perbaikan Intake, Gravel Trap, Sand Trap, Saluran Induk (7.168 m), Saluran Sekunder Ramba (996 m), Saluran Sekunder Kalawara (492,6 m), dan Saluran Sekunder Kalulu Lau (1.124,8 m), Saluran Pembuang Pandere (1.166 m), dan Saluran Pembuang Sibowi (1.500 m).
Sedangkan untuk tahap II akan difokuskan pada pekerjaan pembangunan saluran irigasi untuk melayani sekitar 7.100 ha area pertanian potensial.
Pekerjaan tahap pertama menelan biaya Rp152 miliar yang bersumber dari APBN dengan progres fisik sebesar 82 persen dan ditargetkan selesai pada Desember 2019.
Sedangkan untuk tahap II, akan dilakukan Perencanaan Desain Teknis melalui Program ESP Loan ADB pada periode Desember 2019 hingga Agustus 2020. Sedangkan konstruksinya akan di mulai pada Mei 2020 dan ditargetkan selesai pada November 2021.
Daerah irigasi Gumbasa terletak di area lembah Palu yang memanjang dari kaki hulu Sungai Gumbasa mengalir hingga Sungai Kawatuna di Kota Palu. Secara administratif, daerah irigasi Gumbasa melayani lima kecamatan yang berada di Kabupaten Sigi dan Kota Palu yaitu, Kecamatan Gumbasa,Tanambulaya, Dolo, Sigi Biromaru dan Palu Selatan serta memiliki luas irigasi potensial 8.180 ha.
Baca juga: PUPR gunakan teknologi Bendung Modular di jaringan irigasi
Baca juga: PUPR sebut lahan pertanian beririgasi teknis tak terdampak kekeringan
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: