Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan kerja sama 'Regional Comprehensive Economic Partnership' (RCEP) memiliki kekuatan besar integrasi ekonomi.

"Karena RCEP ini kan besar sekali, sepuluh negara ditambah enam jadi kan ada 16 negara. Sepuluh negara ASEAN plus Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, India, New Zealand, Australia," kata Retno di halaman Istana Negara, Jakarta pada Rabu.

Menurut Retno, kekuatan RCEP tercermin dari jumlah penduduk di masing-masing negara.

Baca juga: Indonesia targetkan perundingan RCEP diteken November 2020

Dalam negosiasi RCEP, Indonesia selalu mengutamakan kepentingan nasional.

Menlu menambahkan Indonesia juga terus mempromosikan "strategic trust" dengan seluruh negara mitranya.

"'Strategic trust' itu biasanya kita wujudkan dalam bentuk kerja sama-kerja sama yang konkrit yang orang merasa benefitnya ada dan kita akan hubungkan dengan Indo-Pacific," ujar Retno.

Baca juga: Dirjen PPI persiapkan Mendag baru untuk perundingan RCEP

Dalam rapat terbatas bertopik "Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian", Presiden Joko Widodo meminta perjanjian perdagangan harus terus dilakukan secara terus menerus.

Presiden menjelaskan perjanjian perdagangan dengan kawasan Uni Eropa maupun Afrika penting untuk dilakukan.

"Sehingga yang berkaitan dengan ekspor bisa kita selesaikan. Juga 'Trade Agreement' dengan negara-negara Afrika ini penting sekali tolong dilihat," demikian Presiden.

RCEP merupakan gagasan untuk mengintegrasikan perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) ASEAN dengan enam negara mitra dagang, yakni China, Jepang, Korsel, India, Selandia Baru, dan Australia.

ASEAN sudah menjalin kerja sama perdagangan dengan enam negara itu, yakni Asean-China Free Trade Area (AC-FTA), Asean-Japan Economic Partnership Agreement, Asean-Korea FTA, Asean-Australia New Zealand FTA, dan Asean-India FTA.