Pelaku UMKM: Transaksi non tunai buat arus kas lebih tertata
30 Oktober 2019 19:05 WIB
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Widi (kedua kanan), Head of Micro Merchant GoPay, Dewi Yulianti Rosa (kanan) dalam acara pendampingan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di salah satu "Food Court" di Jakarta, Rabu (30/10/2019). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Jakarta (ANTARA) - Salah seorang pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Widi mengaku bahwa transaksi non tunai membuat arus kas menjadi lebih tertata.
"Saya sekarang jadi lebih paham bahwa transaksi non tunai bukan sekadar metode pembayaran tapi juga bisa membantu saya untuk mengelola pendapatan dan memiliki pencatatan
arus kas yang lebih baik," ujar pedagang Food Court" Widi dalam acara pendampingan UMKM oleh GoPay di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, transaksi melalui uang elektronik secara otomatis akan tercatat dalam sistem dan bisa dilihat setiap saat sehingga memudahkan pedagang dalam menghitung modal dan keuntungannya.
"Awalnya memang bingung, tapi lama-lama setelah pakai sistem Gopay menjadi tidak ribet-ribet lagi catat uang masuk, selain itu tidak perlu repot juga mencari kembalian uang," ucapnya.
Baca juga: GoPay edukasi UMKM dorong inklusi keuangan nasional
Perempuan yang akrab disapa Wiwid itu juga mengaku telah memanfaatkan transaksi non tunai menggunakan GoPay selama delapan bulan terakhir, dan cukup membantu aktivitas sehari-harinya.
"Saya merasa terbantu dengan transaksi online, dan edukasi yang diberikan oleh pihak GoPay melalui 'Forum Pedagang Baik' ini karena saya bisa belajar bagaimana mengelola usaha kecil saya dengan memanfaatkan teknologi," katanya.
Head of Micro Merchant GoPay, Dewi Yulianti Rosa menambahkan dalam menjalankan "Forum Pedagang Baik", GoPay terus terbuka dan mengajak berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk berkolaborasi.
"Kami sangat terbuka dan mengajak berbagai pihak untuk bergotong royong meningkatkan perekonomian Indonesia dari piramida yang paling bawah," ucapnya.
Ia mengatakan sejak awal kehadiran pada 2016 hingga kini GoPay telah menjadi jembatan bagi dua juta mitra pengemudi daring dan ratusan ribu rekan usaha dalam ekosistem Gojek baik untuk mengakses KPR subsidi, tabungan pendidikan, asuransi kesehatan hingga tabungan umrah.
"Upaya untuk terus memberdayakan pelaku sektor melalui teknologi dan layanan keuangan mejadi penting bagi GoPay, mengingat 50 persen masyarakat Indonesia belum terjangkau produk perbankan," katanya.
Baca juga: Pelaku UMKM berharap kementerian saling bersinergi lima tahun ke depan
"Saya sekarang jadi lebih paham bahwa transaksi non tunai bukan sekadar metode pembayaran tapi juga bisa membantu saya untuk mengelola pendapatan dan memiliki pencatatan
arus kas yang lebih baik," ujar pedagang Food Court" Widi dalam acara pendampingan UMKM oleh GoPay di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, transaksi melalui uang elektronik secara otomatis akan tercatat dalam sistem dan bisa dilihat setiap saat sehingga memudahkan pedagang dalam menghitung modal dan keuntungannya.
"Awalnya memang bingung, tapi lama-lama setelah pakai sistem Gopay menjadi tidak ribet-ribet lagi catat uang masuk, selain itu tidak perlu repot juga mencari kembalian uang," ucapnya.
Baca juga: GoPay edukasi UMKM dorong inklusi keuangan nasional
Perempuan yang akrab disapa Wiwid itu juga mengaku telah memanfaatkan transaksi non tunai menggunakan GoPay selama delapan bulan terakhir, dan cukup membantu aktivitas sehari-harinya.
"Saya merasa terbantu dengan transaksi online, dan edukasi yang diberikan oleh pihak GoPay melalui 'Forum Pedagang Baik' ini karena saya bisa belajar bagaimana mengelola usaha kecil saya dengan memanfaatkan teknologi," katanya.
Head of Micro Merchant GoPay, Dewi Yulianti Rosa menambahkan dalam menjalankan "Forum Pedagang Baik", GoPay terus terbuka dan mengajak berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk berkolaborasi.
"Kami sangat terbuka dan mengajak berbagai pihak untuk bergotong royong meningkatkan perekonomian Indonesia dari piramida yang paling bawah," ucapnya.
Ia mengatakan sejak awal kehadiran pada 2016 hingga kini GoPay telah menjadi jembatan bagi dua juta mitra pengemudi daring dan ratusan ribu rekan usaha dalam ekosistem Gojek baik untuk mengakses KPR subsidi, tabungan pendidikan, asuransi kesehatan hingga tabungan umrah.
"Upaya untuk terus memberdayakan pelaku sektor melalui teknologi dan layanan keuangan mejadi penting bagi GoPay, mengingat 50 persen masyarakat Indonesia belum terjangkau produk perbankan," katanya.
Baca juga: Pelaku UMKM berharap kementerian saling bersinergi lima tahun ke depan
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: