Kemristek dorong KST berskala internasional kuasai pasar global
30 Oktober 2019 17:16 WIB
Pelaksana tugas Direktur Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya Kemristek, Kemal Prihatman. (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) mendorong pusat unggulan ilmu pengetahuan dan teknologi (PUI) dan kawasan sains dan teknologi (KST) berskala internasional untuk mampu menguasai baik pasar nasional maupun pasar global.
"Kita harus punya pemikiran bahwa produk inovasi Indonesia untuk global, bukan hanya dalam negeri," kata pelaksana tugas Direktur Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya Kemristek Kemal Prihatman di sela-sela Seminar Nasional dengan tema Peran Organisasi Profesi Iptek dalam Mendukung Terwujudnya SDM Unggul Indonesia Maju di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu.
Untuk dapat dipasarkan keluar negeri atau global, maka lembaga dan orang yang mengelola PUI dan KST juga harus meningkatkan kapasitasnya sehingga mampu membawa hilirisasi hasil riset dan inovasi hingga mengglobal.
Baca juga: Kemristekdikti: 10-20 lembaga litbang jadi pusat unggulan iptek
Kemal menuturkan pihaknya membuka kerja sama dengan semua pihak terutama swasta untuk memperkuat kawasan sains dan teknologi dan sumber daya manusia di dalamnya serta berinvestasi dalam pengembangan dan komersialisasi produk.
Dalam menyukseskan perusahaan berbasis teknologi atau startup, Kemal mendorong inkubator dan pengelola alih teknologi untuk memiliki sertifikasi internasional yang membuktikan kemampuan sebagai Technology Transfer Office (TTO).
Antara lain, lanjut dia, dalam mengelola hak kekayaan intektual, proses bisnis, mengelola kontrak bisnis untuk mendorong komersialisasi produk iptek dan inovasi, melakukan pemetaan permintaan industri dan memastikan produk iptek dan inovasi yang dihasilkan KST bisa digunakan industri.
TTO juga berperan menilai industri dan investor mana yang cocok dan mampu mengkomersialisasikan produk iptek dan inovasi.
Dengan peranan kunci tersebut, maka sudah seharusnya pengembangan kapasitas TTO dan inkubator juga menjadi penting. Untuk itu, pemerintah mendorong penguatan SDM di KST dan PUI.
Baca juga: Kemenristekdikti targetkan empat kawasan sains masuk level utama
Pada 2019, Kementerian Riset dan Teknologi bekerja sama dengan mitra akan memberangkatkan sejumlah orang untuk peningkatan kapasitas terkait TTO, yakni dua dari kementerian dan empat atau lima orang dari KST.
Melalui pelatihan itu, mereka mendapatkan pembelajaran antara lain menilai level kesiapan teknologi dan level kesiapan inovasi untuk masuk ke industri, hilirisasi hasil riset dan inovasi ke dunia usaha serta kesiapan hak kekayaan intelektual.
Kemal berharap pada 2020 semua pengelola inkubator atau TTO memiliki sertifikat internasional. Untuk mendapatkan sertifikat internasional dengan mengikuti pembelajaran dan pelatihan, dia mendorong semua pihak untuk berinvestasi termasuk dunia swasta untuk menciptakan inkubator dan TTO andal.
Pemerintah juga mendorong penguatan inkubator dan TTO serta investasi seperti venture capital untuk produk iptek dan inovasi Indonesia yang bisa dimanfaatkan dunia usaha dan industri.
Baca juga: Kemristekdikti targetkan 120 pusat unggulan Iptek di 2019
"Kita harus punya pemikiran bahwa produk inovasi Indonesia untuk global, bukan hanya dalam negeri," kata pelaksana tugas Direktur Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya Kemristek Kemal Prihatman di sela-sela Seminar Nasional dengan tema Peran Organisasi Profesi Iptek dalam Mendukung Terwujudnya SDM Unggul Indonesia Maju di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu.
Untuk dapat dipasarkan keluar negeri atau global, maka lembaga dan orang yang mengelola PUI dan KST juga harus meningkatkan kapasitasnya sehingga mampu membawa hilirisasi hasil riset dan inovasi hingga mengglobal.
Baca juga: Kemristekdikti: 10-20 lembaga litbang jadi pusat unggulan iptek
Kemal menuturkan pihaknya membuka kerja sama dengan semua pihak terutama swasta untuk memperkuat kawasan sains dan teknologi dan sumber daya manusia di dalamnya serta berinvestasi dalam pengembangan dan komersialisasi produk.
Dalam menyukseskan perusahaan berbasis teknologi atau startup, Kemal mendorong inkubator dan pengelola alih teknologi untuk memiliki sertifikasi internasional yang membuktikan kemampuan sebagai Technology Transfer Office (TTO).
Antara lain, lanjut dia, dalam mengelola hak kekayaan intektual, proses bisnis, mengelola kontrak bisnis untuk mendorong komersialisasi produk iptek dan inovasi, melakukan pemetaan permintaan industri dan memastikan produk iptek dan inovasi yang dihasilkan KST bisa digunakan industri.
TTO juga berperan menilai industri dan investor mana yang cocok dan mampu mengkomersialisasikan produk iptek dan inovasi.
Dengan peranan kunci tersebut, maka sudah seharusnya pengembangan kapasitas TTO dan inkubator juga menjadi penting. Untuk itu, pemerintah mendorong penguatan SDM di KST dan PUI.
Baca juga: Kemenristekdikti targetkan empat kawasan sains masuk level utama
Pada 2019, Kementerian Riset dan Teknologi bekerja sama dengan mitra akan memberangkatkan sejumlah orang untuk peningkatan kapasitas terkait TTO, yakni dua dari kementerian dan empat atau lima orang dari KST.
Melalui pelatihan itu, mereka mendapatkan pembelajaran antara lain menilai level kesiapan teknologi dan level kesiapan inovasi untuk masuk ke industri, hilirisasi hasil riset dan inovasi ke dunia usaha serta kesiapan hak kekayaan intelektual.
Kemal berharap pada 2020 semua pengelola inkubator atau TTO memiliki sertifikat internasional. Untuk mendapatkan sertifikat internasional dengan mengikuti pembelajaran dan pelatihan, dia mendorong semua pihak untuk berinvestasi termasuk dunia swasta untuk menciptakan inkubator dan TTO andal.
Pemerintah juga mendorong penguatan inkubator dan TTO serta investasi seperti venture capital untuk produk iptek dan inovasi Indonesia yang bisa dimanfaatkan dunia usaha dan industri.
Baca juga: Kemristekdikti targetkan 120 pusat unggulan Iptek di 2019
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: