Jakarta (ANTARA) - Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) Yudi Purnomo mengharapkan agar Komjen Pol Idham Azis yang menjadi calon tunggal Kapolri memprioritaskan pengungkapan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

"Bahwa saat ini kebetulan salah satu calon Kapolri-nya adalah Bapak Idham Azis yang juga merupakan ketua tim teknis dalam pengusutan kasus Bang Novel," ucap Yudi di Jakarta, Rabu.

Saat masih menjabat sebagai Kepala Bareskrim Polri, Azis ditunjuk sebagai ketua tim teknis bentukan Polri untuk mengungkap kasus Novel tersebut.

Baca juga: Presiden Jokowi: Kasus Novel akan saya kejar ke Kapolri baru

"Saat ini, tentu saja kami menunggu Pak Idham Azis menjadi Kapolri sehingga memiliki kewenangan yang lebih besar dan lebih luas dan kami harapkan pengungkapan pelaku, baik itu pelaku langsung ataupun yang menyiram, dalang-dalang itu segera diungkap dan jadi prioritas, misalnya dalam 100 hari kepemimpinan beliau," kata Yudi.

Selain itu, ia juga mengharapkan bahwa saat kerja tim teknis bentukan Polri berakhir pada Kamis (31/10) sudah dapat disampaikan hasilnya ke publik.

"Kami harapkan tanggal 31 Oktober ketika kerja tim teknis berakhir, sudah dapat sampaikan hasilnya. Apapun hasilnya, baik pelakunya tertangkap atau belum tertangkap, ditemukan fakta-fakta baru, bukti-bukti baru, kesaksian baru, bisa diumumkan ke masyarakat sebagai bentuk transparansi," tuturnya.

Dengan disampaikan hasil kerja tim teknis, lanjut dia, diharapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga bisa mengevaluasi terhadap kinerja yang sudah dilakukan oleh tim teknis selama ini.

Baca juga: LSM nilai Idham Azis sisakan utang pengungkapan kasus Novel

"Apalagi sebelumnya Pak Jokowi juga sudah memotong dari enam bulan (waktu kerja tim teknis) hasil rekomendasi TPF (Tim Pencari Fakta) gabungan pakar dan Kepolisian menjadi tiga bulan," ujar Yudi.

Ia pun mengharapkan jika nantinya pelaku penyerangan terhadap Novel belum juga bisa terungkap maka ia meminta Presiden jOKOWI untuk membentuk Tim Gabungan Pencairi Fakta (TGPF).

"Sampai saat ini harapan kami jika tidak tertangkap sampai 31 Oktober, Pak Presiden bentuk TGPF untuk ungkap kasus ini setuntas-tuntasnya karena kami harapkan bahwa kasus terhadap Bang Novel ini akan menjadi pembuka kotak pandora teror-teror terhadap pegawai KPK dan juga pimpinan KPK yang belum terungkap selama ini," kata Yudi.

Baca juga: Fraksi Demokrat: Calon Kapolri harus jamin profesionalitas Polri

Novel Baswedan diserang oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai shalat Subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.

Pelaku menyiramkan air keras ke kedua mata Novel sehingga mengakibatkan mata kirinya tidak dapat melihat karena mengalami kerusakan yang lebih parah dibanding mata kanannya.