Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada tengah pekan ini berpotensi melemah usai menguat dalam tiga hari terakhir.

"Pagi ini, mata uang kuat Asia dolar Hong Kong dan dolar Singapura kompak dibuka melemah terhadap dolar AS yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah hari ini setelah dalam beberapa hari terakhir terus menguat," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Rupiah Rabu pagi melemah 10 poin

Dari domestik, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 sebesar 5,05 persen, namun dengan deviasi bisa mencapai 5,1 persen. Sementara proyeksi awal BI tercatat 5-5,4 persen untuk 2019.

Proyeksi tersebut dengan pertimbangan ketidakpastian dan penurunan ekonomi global akibat perang dagang dan volatilitas yang masih tinggi pada aliran modal asing dan nilai tukar mata uang rupiah.

Pertimbangan berikutnya yaitu perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan menjadi 3 persen dari proyeksi sebelumnya 3,2 persen.

Proyeksi turun untuk ekonomi Indonesia juga dilakukan oleh beberapa lembaga internasional. Namun, perkiraan pertumbuhan masih di kisaran 5 persen, kecuali Moody’s yang perkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 4,9 persen untuk 2019.

Lana memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.040 per dolar AS hingga Rp14.070 per dolar AS.

Pada pukul 11.45 WIB, rupiah melemah 12 poin atau 0,08 persen menjadi Rp14.047 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.035 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.044 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.028 per dolar AS.

Baca juga: Jelang keputusan moneter Fed, dolar AS sedikit melemah
Baca juga: Yuan China kembali menguat jadi 7,0582 terhadap dolar AS
Baca juga: Dolar di zona paruh atas 108 yen pada awal perdagangan di Tokyo