Tawaran kerja sama penelitian Pemerintah Jerman disambut baik Unej
29 Oktober 2019 14:32 WIB
Rektor Unej Moh Hasan berdiskusi bersama staf DAAD Kantor Jakarta Christian Rabl didampingi Wakil Rektor 1 Zulfikar di Kampus Unej, Jember, Jatim, Selasa (29/10/2019). (FOTO ANTARA/HO- Humas Unej)
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Rektor Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Moh Hasan menyambut baik tawaran kerja sama penelitian yang disampaikan Pemerintah Jerman melalui Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) saat menghadiri kegiatan di universitas tersebut.
"Kami menyambut baik tawaran kerja sama penelitian itu, bahkan menginginkan kerja sama di antara dua lembaga makin ditingkatkan di area yang lebih luas," kata Moh Hasan di Kabupaten Jember, Selasa.
Selama ini, kata dia, kerja sama yang terjalin masih fokus kepada studi lanjutan bagi dosen dan di bidang penelitian, misalnya yang sudah dilakukan dengan Flensburg University of Applied Science dan Biberach University.
"Saya berharap kerja sama itu akan berlanjut di bidang pengabdian kepada masyarakat, khususnya bagaimana penerapan teknologi tepat guna seperti energi terbarukan mengingat Unej memiliki program 'Unej Membangun Desa'," katanya.
Sementara itu, staf DAAD Kantor Jakarta Christian Rabl mengatakan Jerman menjadi negara yang tepat guna melakukan penelitian baik dalam rangka studi doktoral maupun pascadoktoral mengingat Jerman adalah salah satu negara yang memiliki tradisi panjang penelitian yang terbukti telah banyak menghasilkan inovasi.
"Kemajuan penelitian di Jerman itu didukung oleh komitmen pendanaan penelitian yang besar, baik dari pemerintah maupun lembaga nonpemerintah serta industri," katanya.
Ia mengatakan Pemerintah Jerman memberikan perhatian besar terhadap bidang "research and development", terbukti 3 persen produk domestik bruto (GDP) Jerman diperuntukkan bagi riset, sehingga dukungan dana yang besar ini membuat atmosfer penelitian di Jerman sangat berkembang.
"Tercatat ada 686 ribu orang yang berkecimpung di bidang riset di Jerman. Bahkan DAAD sendiri sudah memberikan dana bagi 14.597 orang bagi
peneliti dari luar Jerman," katanya.
Ia menjelaskan tiga sektor pemberi dana penelitian di Jerman, yakni pemerintah, lembaga nonpemerintah dan sektor industri, namun uniknya 69 persen dana penelitian di Jerman berasal dari sektor industri, sehingga tidak heran jika kemudian industri Jerman terkenal dengan inovasinya mengingat sektor penelitian selalu menjadi perhatian.
"Di Jerman sendiri hingga saat ini ada 375 ribu peneliti dari berbagai negara yang sedang studi dan melakukan penelitian di Jerman, kami mengajak dosen dan peneliti di Unej untuk melakukan penelitian di Jerman," demikian Christian Rabl.
Baca juga: Balitbang Kementan luncurkan aplikasi pakan berbasis android di Unej
Baca juga: Indonesia-Jerman jalin kerja sama penelitian kehutanan
Baca juga: Kemah budaya internasional Unej diikuti peserta 11 negara
"Kami menyambut baik tawaran kerja sama penelitian itu, bahkan menginginkan kerja sama di antara dua lembaga makin ditingkatkan di area yang lebih luas," kata Moh Hasan di Kabupaten Jember, Selasa.
Selama ini, kata dia, kerja sama yang terjalin masih fokus kepada studi lanjutan bagi dosen dan di bidang penelitian, misalnya yang sudah dilakukan dengan Flensburg University of Applied Science dan Biberach University.
"Saya berharap kerja sama itu akan berlanjut di bidang pengabdian kepada masyarakat, khususnya bagaimana penerapan teknologi tepat guna seperti energi terbarukan mengingat Unej memiliki program 'Unej Membangun Desa'," katanya.
Sementara itu, staf DAAD Kantor Jakarta Christian Rabl mengatakan Jerman menjadi negara yang tepat guna melakukan penelitian baik dalam rangka studi doktoral maupun pascadoktoral mengingat Jerman adalah salah satu negara yang memiliki tradisi panjang penelitian yang terbukti telah banyak menghasilkan inovasi.
"Kemajuan penelitian di Jerman itu didukung oleh komitmen pendanaan penelitian yang besar, baik dari pemerintah maupun lembaga nonpemerintah serta industri," katanya.
Ia mengatakan Pemerintah Jerman memberikan perhatian besar terhadap bidang "research and development", terbukti 3 persen produk domestik bruto (GDP) Jerman diperuntukkan bagi riset, sehingga dukungan dana yang besar ini membuat atmosfer penelitian di Jerman sangat berkembang.
"Tercatat ada 686 ribu orang yang berkecimpung di bidang riset di Jerman. Bahkan DAAD sendiri sudah memberikan dana bagi 14.597 orang bagi
peneliti dari luar Jerman," katanya.
Ia menjelaskan tiga sektor pemberi dana penelitian di Jerman, yakni pemerintah, lembaga nonpemerintah dan sektor industri, namun uniknya 69 persen dana penelitian di Jerman berasal dari sektor industri, sehingga tidak heran jika kemudian industri Jerman terkenal dengan inovasinya mengingat sektor penelitian selalu menjadi perhatian.
"Di Jerman sendiri hingga saat ini ada 375 ribu peneliti dari berbagai negara yang sedang studi dan melakukan penelitian di Jerman, kami mengajak dosen dan peneliti di Unej untuk melakukan penelitian di Jerman," demikian Christian Rabl.
Baca juga: Balitbang Kementan luncurkan aplikasi pakan berbasis android di Unej
Baca juga: Indonesia-Jerman jalin kerja sama penelitian kehutanan
Baca juga: Kemah budaya internasional Unej diikuti peserta 11 negara
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: