Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak dua keluarga imigran yang ditampung di Kota Pekanbaru, Riau, mulai menjalani proses mendapatkan suaka di Kedutaan Besar Kanada di Jakarta.

Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru, Junior Sigalingging di Pekanbaru, Senin, mengatakan dua keluarga imigran sudah diberangkatkan ke Jakarta untuk mengikuti program "Canada Refugee Selection Mission to Indonesia". Ia mengatakan pengiriman imigran tersebut merupakan upaya Rudenim untuk mendukung program penempatan ke negara tujuan.

Hal tersebut sedikit memberikan kepastian terhadap nasib para imigran yang sudah bertahun-tahun berada di Pekanbaru. Dalam dua bulan terakhir, ratusan imigran yang ditampung di Pekanbaru menggelar demo di kantor perwakilan UNHCR dan IOM karena merasa nasib mereka untuk mendapatkan suaka di negara ketiga tidak kunjung diproses.

Meski begitu, Junior menjelaskan dua keluarga tersebut akan melalui sesi wawancara di Kedubes Kanada.

"Ini adalah tahapan proses yang harus dilalui. Masih proses wawancara, belum pasti diterima (Kanada)," ujarnya.

Ia mengatakan dua keluarga imigran tersebut selama ini ditampung di Wisma Indah dan Rumah Tasqya di Pekanbaru. Mereka adalah pencari suaka dari Sudan dan Somalia, yang merupakan pasangan suami-isteri beserta anak-anak.

Pemindahan pengungsi luar negeri tersebut ke Jakarta menggunakan pesawat udara Garuda Indonesia GA177 melalui Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru pada Senin pukul 13.00 WIB menuju Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta, Banten.

Mereka akan kembali ke Pekanbaru pada tanggal 4 November 2019 menggunakan pesawat udara Garuda Indonesia GA172 melalui Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta pukul 08.30 WIB menuju Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

Junior menambahkan Rudenim Pekanbaru kini mengawasi 993 imigran berstatus pengungsi luar negeri. Selain itu, terdapat tujuh orang imigran yang sudah dipastikan tidak mendapat suaka dari negara ketiga (final rejected person), satu pengungsi mandiri dan seorang immigratoir.

Baca juga: 81 anak pencari suaka mulai bersekolah di SD negeri Pekanbaru

Baca juga: Rudenim Pekanbaru tahan turis "backpacker" asal Inggris

Baca juga: Indonesia deportasi turis "backpacker" Inggris