Mentan SYL diharapkan beri perhatian lebih ke perkebunan
28 Oktober 2019 17:26 WIB
Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo (dua dari kiri) mengunjungi Kementerian Pertanian seusai dilantik Presiden Joko Widodo, di Jakarta, Rabu (23/10/2019) (Dokumentasi Kementerian Pertanian)
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (ASPEK-PIR) Indonesia menyambut positif ditunjuknya Syarul Yasin Limpo (SYL) sebagai Menteri Pertanian di periode kedua kabinet Jokowi, serta berharap mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu untuk membawa sub sektor perkebunan lebih baik ke depan.
Ketua Ketua Umum Aspek-PIR Indonesia, Setiono di Jakarta, Senin mengatakan, Mentan yang baru diharapkan bisa memberikan perhatian yang lebih kepada petani rakyat, termasuk kepada petani kelapa sawit.
"Untuk itu kami berharap program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) agar Kementerian Pertanian bisa mengambil peran lebih luas sehingga pelaksanaan program tersebut lebih cepat dan efisien," ujarnya.
Baca juga: Program Peremajaan Sawit Rakyat jauh dari target, sebut Apkasindo
Menteri Pertanian, tambahnya, diharapkan bisa lebih juga fokus pada perkebunan, sebab perkebunan bagian dari pertanian, dan kontribusi dari subsektor tersebut tidak kecil, termasuk diantaranya perkebunan kelapa sawit.
Setiono memaparkan, devisa yang dihasilkan oleh kelapa sawit kurang lebih sekitar mencapai 20,54 miliar dolar A, sehingga jangan sampai komoditas yang cukup potensial itu jatuh seperti komoditas lainnya hanya karena kurang perhatian.
Selain itu, menurut dia, perlu adanya perhatian khusus dari daerah-daerah yang memang memiliki areal perkebunan cukup luas, dengan membentuk Dinas Perkebunan baik di tingkat Provinsi ataupun Kabupaten.
Baca juga: Menko Darmin: Lahan 84.000 hektare milik petani sawit siap diremajakan
"Jika Dinas Perkebunan digabungkan dengan dinas lainnya, maka kinerja Pemerintah Daerah (Pemda) yang mengurusi perkebunan tidak akan fokus. Padahal sektor perkebunan adalah sektor yang menyumbang devisa terbesar diantara sektor pertanian lainnya," katanya.
Senada dengan itu Ketua Umum Perkumpulan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBTPI), Badaruddin Sabang Puang, mengatakna, pada masa kepemimpinan Yasin Limpo perkebunan rakyat bisa mendapatkan perhatian yang serius mengingat sub sektor ini memiliki kontribusi penting bagi perekonomian Indonesia.
"Tanpa ada perhatian dari pemerintah produktivitas perkebunan rakyat akan cenderung menurun,” ujar Badaruddin.
Menurut dia, pemerintah bisa mendorong peningkatan mutu benih dan penguatan penangkar perkebunan melalui kebijakan penerapan Sistem Manajemen Mutu Benih, proses pengadaan benih yang transparan serta adanya dukungan penguatan kapasitas penangkar.
Ketua Umum Masyarakat Kakao Indonesia (MKI), Alosyius Danu menyatakan agar pemerintah bisa memberikan perhatian kepada perkebunan kakao rakyat, mengingat saat ini produksi nasional cenderung menurun.
“Apalagi mengingat Syahrul ini sangat lekat dengan pelaku kakao dan menjadi tokoh yang terlibat dalam berbagai program nasional pengembangan kakao,” kata Danu.
Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya berharap agar pola pengembangan kakao ke depan berbasis pengembangan korporasi petani.
Ketua Ketua Umum Aspek-PIR Indonesia, Setiono di Jakarta, Senin mengatakan, Mentan yang baru diharapkan bisa memberikan perhatian yang lebih kepada petani rakyat, termasuk kepada petani kelapa sawit.
"Untuk itu kami berharap program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) agar Kementerian Pertanian bisa mengambil peran lebih luas sehingga pelaksanaan program tersebut lebih cepat dan efisien," ujarnya.
Baca juga: Program Peremajaan Sawit Rakyat jauh dari target, sebut Apkasindo
Menteri Pertanian, tambahnya, diharapkan bisa lebih juga fokus pada perkebunan, sebab perkebunan bagian dari pertanian, dan kontribusi dari subsektor tersebut tidak kecil, termasuk diantaranya perkebunan kelapa sawit.
Setiono memaparkan, devisa yang dihasilkan oleh kelapa sawit kurang lebih sekitar mencapai 20,54 miliar dolar A, sehingga jangan sampai komoditas yang cukup potensial itu jatuh seperti komoditas lainnya hanya karena kurang perhatian.
Selain itu, menurut dia, perlu adanya perhatian khusus dari daerah-daerah yang memang memiliki areal perkebunan cukup luas, dengan membentuk Dinas Perkebunan baik di tingkat Provinsi ataupun Kabupaten.
Baca juga: Menko Darmin: Lahan 84.000 hektare milik petani sawit siap diremajakan
"Jika Dinas Perkebunan digabungkan dengan dinas lainnya, maka kinerja Pemerintah Daerah (Pemda) yang mengurusi perkebunan tidak akan fokus. Padahal sektor perkebunan adalah sektor yang menyumbang devisa terbesar diantara sektor pertanian lainnya," katanya.
Senada dengan itu Ketua Umum Perkumpulan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBTPI), Badaruddin Sabang Puang, mengatakna, pada masa kepemimpinan Yasin Limpo perkebunan rakyat bisa mendapatkan perhatian yang serius mengingat sub sektor ini memiliki kontribusi penting bagi perekonomian Indonesia.
"Tanpa ada perhatian dari pemerintah produktivitas perkebunan rakyat akan cenderung menurun,” ujar Badaruddin.
Menurut dia, pemerintah bisa mendorong peningkatan mutu benih dan penguatan penangkar perkebunan melalui kebijakan penerapan Sistem Manajemen Mutu Benih, proses pengadaan benih yang transparan serta adanya dukungan penguatan kapasitas penangkar.
Ketua Umum Masyarakat Kakao Indonesia (MKI), Alosyius Danu menyatakan agar pemerintah bisa memberikan perhatian kepada perkebunan kakao rakyat, mengingat saat ini produksi nasional cenderung menurun.
“Apalagi mengingat Syahrul ini sangat lekat dengan pelaku kakao dan menjadi tokoh yang terlibat dalam berbagai program nasional pengembangan kakao,” kata Danu.
Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya berharap agar pola pengembangan kakao ke depan berbasis pengembangan korporasi petani.
Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: