Ini catatan Bupati Bogor hasil uji coba 2-1 Jalur Puncak
28 Oktober 2019 14:49 WIB
Bupati Bogor, Jawa Barat saat melakukan pemantauan langsung uji coba kanalisasi 2-1 di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/10/2019). ANTARA/HO Humas Pemkab Bogor.
Bogor (ANTARA) - Bupati Bogor, Jawa Barat, Ade Yasin membeberkan tiga catatan setelah melakukan pemantauan secara langsung uji coba sistem kanalisasi 2-1 Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Minggu (27/10), sebagai pengganti sistem buka tutup atau satu arah (one way).
"Ada beberapa catatan selama pemantauan berlangsung. Insya Allah beberapa catatan-catatan ini akan segera dicarikan solusinya bersama," ujar Ade Yasin kepada Antara di Cibinong, Bogor, melalui keterangan tertulisnya, Senin.
Catatan pertama yaitu mengenai adanya kepadatan kendaraan di beberapa titik karena adanya penyempitan jalan atau bottleneck.
Ade Yasin menyebutkan, kepadatan kendaraan terjadi di titik langganan macet seperti Pasar Cisarua, Simpang Taman Safari (TSI), Tanjakan Selarong dan Simpang Megamendung.
Baca juga: Uji coba sistem 2-1 di jalur Puncak dinilai jadi solusi lebih baik
Catatannya yang kedua yaitu belum tersedianya cerukan angkot. Pada hari pertama uji coba kanalisasi 2-1, tak sedikit angkot berhenti di jalan ketika menunggu penumpang naik, sehingga membuat laju kendaraan lainnya tersendat.
"Angkot berhenti di jalan ketika menunggu penumpang naik, membuat stuck kendaraan-kendaraan di belakangnya," kata Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Catatannya yang terakhir, arus lalu lintas terganggu para pengendara yang memberhentikan mobilnya saat belanja di pedagang kaki lima (PKL) karena terdapat beberapa titik PKL yang tersebar Jalur Puncak.
"Khusus untuk masalah PKL, akan ada relokasi PKL ke tempat istirahat yang saat ini masih dalam tahap pembangunan," tuturnya.
Baca juga: Uji coba sistem 2-1 di jalur Puncak dilakukan dua kali
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mulai mengujicobakan sistem kanalisasi 2-1 sebagai pengganti sistem buka tutup di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Minggu (27/10).
"Uji coba akan kembali dilakukan setelah selesai evaluasi dari pemberlakuan kanalisasi 2-1 hari Minggu 27 Oktober," ujar Ade Yasin.
Bupati yang belum genap setahun memimpin Kabupaten Bogor itu menyebutkan bahwa sistem itu merupakan bagian dari program 'Save Puncak', yakni membagi arus lalu lintas Jalur Puncak menjadi tiga lajur. Dua lajur ke arah yang sama, dan satu lajur ke arah sebaliknya sesuai dengan ketentuan waktu yang berlaku
Baca juga: Uji coba sistem 2-1 di jalur Puncak, kendaraan masih merayap
"Tujuannya, mencari alternatif (jangka pendek) penataan lalulintas Jalur Puncak dengan memberi ruang aksesibilitas dua arah pada akhir pekan atau musim liburan," terangnya.
"Ada beberapa catatan selama pemantauan berlangsung. Insya Allah beberapa catatan-catatan ini akan segera dicarikan solusinya bersama," ujar Ade Yasin kepada Antara di Cibinong, Bogor, melalui keterangan tertulisnya, Senin.
Catatan pertama yaitu mengenai adanya kepadatan kendaraan di beberapa titik karena adanya penyempitan jalan atau bottleneck.
Ade Yasin menyebutkan, kepadatan kendaraan terjadi di titik langganan macet seperti Pasar Cisarua, Simpang Taman Safari (TSI), Tanjakan Selarong dan Simpang Megamendung.
Baca juga: Uji coba sistem 2-1 di jalur Puncak dinilai jadi solusi lebih baik
Catatannya yang kedua yaitu belum tersedianya cerukan angkot. Pada hari pertama uji coba kanalisasi 2-1, tak sedikit angkot berhenti di jalan ketika menunggu penumpang naik, sehingga membuat laju kendaraan lainnya tersendat.
"Angkot berhenti di jalan ketika menunggu penumpang naik, membuat stuck kendaraan-kendaraan di belakangnya," kata Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Catatannya yang terakhir, arus lalu lintas terganggu para pengendara yang memberhentikan mobilnya saat belanja di pedagang kaki lima (PKL) karena terdapat beberapa titik PKL yang tersebar Jalur Puncak.
"Khusus untuk masalah PKL, akan ada relokasi PKL ke tempat istirahat yang saat ini masih dalam tahap pembangunan," tuturnya.
Baca juga: Uji coba sistem 2-1 di jalur Puncak dilakukan dua kali
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mulai mengujicobakan sistem kanalisasi 2-1 sebagai pengganti sistem buka tutup di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Minggu (27/10).
"Uji coba akan kembali dilakukan setelah selesai evaluasi dari pemberlakuan kanalisasi 2-1 hari Minggu 27 Oktober," ujar Ade Yasin.
Bupati yang belum genap setahun memimpin Kabupaten Bogor itu menyebutkan bahwa sistem itu merupakan bagian dari program 'Save Puncak', yakni membagi arus lalu lintas Jalur Puncak menjadi tiga lajur. Dua lajur ke arah yang sama, dan satu lajur ke arah sebaliknya sesuai dengan ketentuan waktu yang berlaku
Baca juga: Uji coba sistem 2-1 di jalur Puncak, kendaraan masih merayap
"Tujuannya, mencari alternatif (jangka pendek) penataan lalulintas Jalur Puncak dengan memberi ruang aksesibilitas dua arah pada akhir pekan atau musim liburan," terangnya.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: